Fahmi Abidin
IDXChannel – Ustaz kondang Yusuf Mansur (YM) yakin kondisi Bank Muamalat masih baik-baik saja. Kinerja bank syariah pertama di Indonesia tersebut dikabarkan tertekan akibat tingginya rasio kredit bermasalah (non-performing loan/NPL).
“Saya percaya betul bahwa Bank Muamalat insyaallah bukan saja dalam keadaan yang baik-baik saja, ya bangkit," kata Yusuf Mamsur dalam postingan video berdurasi 59 detik 'Go Muamalat Go. Semangat' yang diunggah melalui akun Instagram pribadi @yusufmansurnew, pada Sabtu (16/11).
Meski demikian, seperti dilansir iNews, pada Senin (18/11), Pimpinan Pondok Pesantren Daarul Quran itu juga mengajak umat Islam untuk bergerak menyelamatkan Bank Muamalat. Salah satunya dengan mendatangi bank tersebut untuk membuka rekening tabungan dan sebagainya.
"Tentu saja, mana ada sih usaha yang enggak ada masalah, masalah bukan berarti kiamat, masalah itu berarti belajar, kita mesti belajar. Insyaallah Muamalat bakal lebih tangguh, bakal lebih hebat," katanya seperti dikutip iNews.
Ditambahkan ustaz Yusuf Mansur, hal ini menjadi sebuah momentum umat Islam bergerak. “Kita seperti dulu lagi, ulangi lagi berangkat ke Muamalat, kemudian kita do something untuk bank yang kita cintai karena Allah, Insya Allah kita bikin program secepatnya untuk Muamalat, dan ekonomi umat, ekonomi negara," imbuhnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, kondisi Bank Muamalat saat ini dilanda ketidakpastian setelah Menteri BUMN Erick Thohir menegaskan bahwa BUMN tidak akan terlibat menyelamatkan. Pernyataan itu sekaligus menepis kabar bahwa BUMN-BUMN siap gotong royong membantu bank yang didirikan pada 1991 itu.
“Bukan saya, itu kan nggak ada hubungannya sama BUMN. Bank Muamalat kan bukan BUMN,” kata Erick, Sabtu (16/11).
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas Perbankan III Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Slamet Edy Purnomo mengatakan, saat ini ada sejumlah investor yang siap untuk menyuntik dana segar kepada Bank Muamalat.
"OJK memberikan kesempatan kepada calon investor yang sudah melakukan langkah-langkah strategic investasi baik dari konsorsium lokal maupun asing, BUMN dan atau Non BUMN," kata dia. (*)
