Di hadapan hadirin di Paviliun Indonesia, Febriany mengungkap, tantangan terbesar pihaknya adalah menjaga Danau Matano dan keanekaragaman hayati di garis Wallacea.
Selanjutnya, Febriany juga berbagi informasi terkait investasi signifikan PTVI pada Energi Baru Terbarukan (EBT), yaitu dengan membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) pertama pada 1978, yang disusul dengan pembangunan PLTA kedua dan ketiga pada 1999 dan 2011.
"Ketiga PLTA menghasilkan listrik 365 megawatt, yang menjadi 100 persen sumber energi dalam aktivitas smelting atau peleburan nikel di pabrik," ujar Febriany.
Menurut Febriany, terdapat tiga proyek masa depan INCO di Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan, dengan nilai investasi total mencapai USD8,6 miliar.
Dalam ketiga proyek tersebut, INCO disebut Febriany akan menggunakan sumber-sumber energi berbasis Energi Baru terbarukan (EBT), termasuk mengoptimalkan gas alam. Febriany menegaskan, melalui inisiatif ini, INCO harus menjadi perusahaan rendah karbon di dunia.