Sisa emiten dalam indeks IDX30 selebihnya mencatatkan PER di bawah 30x, dengan besaran rasio PER puluhan hingga belasan kali.
Sejak awal 2025, IDX30 mencatatkan penurunan sebesar 12,12 persen. Jika diperluas lingkupnya, indeks LQ45 telah mencatat penurunan sebesar 13,85 persen secara year to date.
Sementara dalam periode yang sama, indeks KLSE Malaysia mencatatkan penurunan sebesar 7,43 persen secara year to date. Secara rata-rata, indeks saham unggulan Indonesia mencatatkan penurunan lebih dalam dibanding indeks saham unggulan Malaysia.
Itulah penjelasan singkat tentang saham termurah di ASEAN dan perbandingannya dengan Malaysia.
(Nadya Kurnia)