“Namun, Trump tetap berhasil mengejutkan mereka dengan skenario terburuk untuk tarif,” kata Kepala Investasi di Sanctuary Wealth, Mary Ann Bartels.
Sebelumnya, Trump mengumumkan tarif minimum sebesar 10 persen untuk impor, dengan tarif pajak yang jauh lebih tinggi untuk produk dari negara-negara tertentu seperti China dan Uni Eropa.
Wall Street telah lama berasumsi Trump akan menggunakan tarif hanya sebagai alat negosiasi dengan negara lain, bukan sebagai kebijakan jangka panjang. Namun pengumuman yang baru saja dilakukan menunjukkan bahwa Trump melihat tarif lebih sebagai bantuan untuk memecahkan tujuan ideologis seperti merebut kembali lapangan kerja manufaktur ke Amerika Serikat.
Jika Trump benar-benar memberlakukan tarifnya, harga saham mungkin harus turun lebih dari 10 persen dari titik tertinggi sepanjang masa untuk mencerminkan resesi global yang mungkin terjadi, beserta kerugian yang mungkin dialami perusahaan-perusahaan AS karena tarif tersebut.
“Pasar mungkin sebenarnya kurang bereaksi, terutama jika tarif ini ternyata final, mengingat potensi dampak lanjutan terhadap konsumsi dan perdagangan global,” kata Manajer portofolio di Thornburg Investment Management, Sean Sun.