IDXChannel - Indeks utama Wall Street dibuka melemah pada perdagangan Kamis (20/2/2025) waktu setempat. Investor mencermati serangkaian laporan pendapatan terbaru, termasuk prospek penjualan yang mengecewakan dari peritel Walmart.
Pada pukul 09:44 ET, Dow Jones Industrial Average (.DJI), turun 226,16 poin atau 0,49 persen menjadi 44.408,56. S&P 500 (.SPX) turun 18,99 poin atau 0,31 persen menjadi 6.125,16, sementara Nasdaq Composite (.IXIC) turun 38,43 poin atau 0,16 persen menjadi 20.017,82.
Sehari sebelumnya, pasar saham AS ditutup menguat dengan S&P 500 mencetak rekor tertinggi baru, baik dalam perdagangan harian maupun penutupan.
Investor juga mencermati risalah pertemuan terakhir The Fed yang menunjukkan kekhawatiran para pembuat kebijakan terhadap kemungkinan kenaikan inflasi akibat kebijakan Presiden AS Donald Trump, demikian dilansir Investing, Kamis (20/2/2025).
Namun, saham-saham mendapat dorongan positif setelah risalah tersebut mengindikasikan bahwa The Fed mungkin mempertimbangkan untuk memperlambat atau bahkan menghentikan pengurangan neraca keuangannya.
Selain risalah The Fed, investor juga memantau perkembangan ancaman tarif baru dari Trump serta potensi kesepakatan untuk mengakhiri perang di Ukraina, yang turut mempengaruhi pergerakan pasar.
Walmart Jadi Sorotan
Walmart mengumumkan prospek penjualan untuk tahun fiskal 2026 yang lebih rendah dari perkiraan analis. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa perusahaan ritel besar tersebut bisa terdampak oleh menurunnya optimisme konsumen akibat inflasi. Saham Walmart langsung melemah dalam perdagangan awal di AS.
Sebagai salah satu perusahaan ritel terbesar di dunia, kinerja Walmart sering dianggap sebagai indikator penting bagi kondisi konsumen di AS, terutama di awal 2025.
Data ekonomi terbaru menunjukkan penurunan dalam penjualan ritel bulanan, serta indeks kepercayaan konsumen untuk Februari yang turun secara tak terduga.
Ditambah dengan data inflasi Januari yang lebih tinggi dari perkiraan, situasi ini mengindikasikan bahwa banyak pembeli mulai khawatir terhadap dampak kebijakan ekonomi Trump, terutama rencana tarif besar-besaran yang dapat memengaruhi daya beli mereka.
Walmart memproyeksikan pertumbuhan penjualan tahunan sebesar 3 hingga 4 persen, lebih rendah dibandingkan perkiraan analis yang memperkirakan kenaikan sekitar 4 persen.
Sementara itu, saham Alibaba melonjak lebih dari 11 persen setelah perusahaan e-commerce asal China tersebut melaporkan pendapatan kuartal ketiga yang lebih baik dari perkiraan.
Di sisi lain, saham Carvana melemah setelah analis menyoroti kurangnya kejelasan mengenai prospek perusahaan di tahun ini, meskipun hasil kuartal keempatnya cukup kuat.
Saham Birkenstock juga turun setelah produsen sandal tersebut mempertahankan perkiraan margin tahunannya, meskipun mendapat dorongan dari penjualan selama musim liburan.
(NIA DEVIYANA)