sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Ditutup Melemah, S&P 500 Tertekan Penurunan Saham Ritel dan Teknologi

Market news editor Nia Deviyana
22/08/2025 06:38 WIB
Walmart memimpin penurunan saham ritel setelah melaporkan hasil kuartal kedua, dengan pendapatan melebihi ekspektasi namun laba meleset dari perkiraan analis.
Wall Street Ditutup Melemah, S&P 500 Tertekan Penurunan Saham Ritel dan Teknologi. Foto: dok. AP.
Wall Street Ditutup Melemah, S&P 500 Tertekan Penurunan Saham Ritel dan Teknologi. Foto: dok. AP.

IDXChannel - Wall Street ditutup melemah pada perdagangan Kamis (21/8/2025) waktu setempat. Melansir Investing, Dow Jones Industrial Average turun 152 poin atau 0,3 persen, S&P 500 melemah 0,4 persen, dan NASDAQ Composite terkoreksi 0,3 persen.

Indeks S&P 500 memperpanjang pelemahan hingga lima hari beruntun tertekan penurunan saham ritel dan teknologi serta kekhawatiran terhadap kondisi ekonomi, sehari menjelang pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Walmart memimpin penurunan saham ritel setelah hasil kuartalan campuran. Walmart (NYSE:WMT) anjlok tajam setelah melaporkan hasil kuartal kedua, dengan pendapatan melebihi ekspektasi namun laba meleset dari perkiraan analis.

Peritel raksasa ini juga menaikkan proyeksi penjualan dan laba setahun penuh, menandakan keyakinannya terhadap prospek pertumbuhan meski menghadapi tantangan jangka pendek.

Model harga rendah Walmart dan dominasinya di segmen kebutuhan pokok dianggap mampu membuatnya lebih tahan terhadap badai ekonomi dibandingkan yang lain. Perusahaan ini telah melampaui estimasi laba selama 11 kuartal berturut-turut menurut data LSEG, mendorong valuasinya meroket meski emiten kebutuhan konsumen lain kesulitan tahun ini.

Pekan ini, sejumlah peritel besar merilis kinerja kuartalan. Home Depot (NYSE:HD) memulainya pada Selasa, sementara Target (NYSE:TGT) anjlok pada Rabu setelah menunjuk orang dalam, Michael Fiddelke, sebagai CEO serta mempertahankan proyeksi tahunan yang telah diturunkan sejak Mei.

Di tempat lain, Coty (NYSE:COTY) merosot setelah peritel kosmetik itu memproyeksikan paruh pertama tahun fiskal 2026 melemah dengan penurunan baik di penjualan maupun laba.

Boeing (NYSE:BA) justru naik setelah laporan Bloomberg menyebut raksasa kedirgantaraan ini hampir menuntaskan kesepakatan penjualan hingga 500 pesawat ke China.

Tekanan di sektor teknologi

Sektor teknologi tetap menjadi sorotan setelah periode penjualan besar-besaran. Saham teknologi terpukul oleh meningkatnya keraguan atas profitabilitas kecerdasan buatan (AI), khususnya setelah laporan kritis dari salah satu lembaga di Massachusetts Institute of Technology (MIT).

Laporan itu menyebut 95 persen organisasi belum mendapatkan keuntungan apa pun dari investasi AI mereka, memicu keraguan atas hype AI yang sejauh ini menjadi pendorong utama Wall Street dan saham teknologi tahun ini.

Laporan ini hadir hanya sepekan sebelum rilis kinerja kuartalan Nvidia (NASDAQ:NVDA), yang akan diawasi ketat sebagai tolok ukur industri AI yang tengah tumbuh pesat.

Klaim tunjangan pengangguran naik lebih tinggi dari perkiraan

Jumlah warga Amerika Serikat (AS) yang mengajukan tunjangan pengangguran untuk pertama kalinya naik lebih besar dari perkiraan pekan lalu, menandakan pelemahan lebih lanjut di pasar tenaga kerja di tengah ketidakpastian ekonomi yang dipicu tarif perdagangan.

Secara musiman, klaim pengangguran AS naik menjadi 235 ribu pada pekan yang berakhir 16 Agustus, dari 224 ribu pada pekan sebelumnya. Ekonom memperkirakan angka 226 ribu.

Data ini menambah bukti pelemahan pasar tenaga kerja, setelah laporan ketenagakerjaan Juli menunjukkan penciptaan lapangan kerja jauh lebih rendah dari perkiraan, adanya kenaikan tingkat pengangguran, serta turunnya tingkat partisipasi angkatan kerja ke posisi terendah sejak akhir 2022.

Jackson Hole segera dimulai

Sinyal hawkish dari risalah rapat Fed pada Juli telah menekan sentimen. Risalah menunjukkan mayoritas anggota Fed mendukung pendekatan wait-and-see terhadap pemangkasan suku bunga, sambil berhati-hati pada dampak inflasi dari tarif dagang Presiden Donald Trump.

Bank sentral juga terlihat lebih memprioritaskan risiko inflasi dibandingkan kekhawatiran atas penurunan pasar tenaga kerja AS, yang bisa memicu keputusan untuk kembali menahan suku bunga pada September.

Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berbicara di Simposium Jackson Hole pada Jumat pekan ini, yang akan memberikan lebih banyak petunjuk arah kebijakan moneter.

(NIA DEVIYANA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement