Di sisi lain, saham Intel (NASDAQ:INTC) turun lebih dari 6 persen karena meningkatnya kekhawatiran atas hambatan makro dari perang dagang. Saham T-Mobile US (NASDAQ:TMUS) anjlok 11 persen setelah perusahaan telekomunikasi itu menambah lebih sedikit pelanggan nirkabel dari yang diharapkan pada kuartal pertama, karena para pesaingnya meningkatkan promosi di pasar telekomunikasi AS yang jenuh.
Saham Colgate-Palmolive (NYSE:CL) naik 1 persen setelah perusahaan barang konsumen itu memangkas panduan penjualan organik setahun penuh, menjadi perusahaan terbaru yang mengutip kemungkinan hambatan dari tarif agresif AS, meskipun masih menghasilkan laba kuartal pertama yang lebih baik dari yang diantisipasi.
Rentetan laba perusahaan akan terus berlanjut dalam beberapa minggu mendatang, termasuk dari raksasa teknologi Microsoft (NASDAQ:MSFT) dan Apple (NASDAQ:AAPL), meskipun fokusnya kemungkinan akan lebih pada panduan untuk tahun berjalan, terutama dalam menghadapi ketidakpastian ekonomi yang meningkat.
Trump Isyaratkan Tarif Tinggi
Namun, ekuitas AS terpukul pada Jumat setelah publikasi wawancara Presiden AS Donald Trump di majalah Time, di mana presiden mengatakan ia akan menganggap kebijakan tarif sebagai kemenangan total jika AS memiliki tarif tinggi sebesar 20 persen hingga 50 persen terhadap negara asing dalam setahun dari sekarang.
Ekspektasi bahwa negosiasi akan menurunkan tarif dalam waktu dekat, khususnya antara AS dan China, telah mendorong pemulihan sentimen risiko pada paruh kedua minggu ini.
Terlebih lagi China sedang mempertimbangkan untuk memberikan pengecualian kepada beberapa produk AS setelah menetapkan tarif balasan yang tinggi, Negara tersebut bahkan meminta bisnis untuk mengidentifikasi barang-barang yang mungkin memenuhi syarat.
Para investor merasa gembira dengan adanya indikasi bahwa pemerintahan Presiden AS Donald Trump mungkin akan melunakkan sikapnya terhadap Beijing. Trump telah menjadikan China sebagai target utama agenda tarif agresifnya, dengan menaikkan tarif terhadap ekonomi terbesar kedua di dunia tersebut hingga setidaknya 145 persen.
Pada kalender ekonomi, hasil akhir survei sentimen konsumen Universitas Michigan untuk bulan April turun lebih sedikit dari yang diharapkan menjadi 52,2.
(Febrina Ratna Iskana)