IDXChannel - Wall Street ditutup beragam pada perdagangan Kamis (17/10/2024) waktu setempat, dengan indeks Dow Jones yang kembali mencetak rekor karena penjualan ritel bulanan Amerika Serikat (AS) yang kuat.
Dow Jones Industrial Average naik 0,37 persen menjadi 43.239,05 dan Nasdaq Composite menguat 0,04 persen ke 18.373,61. Sementara S&P 500 melemah 0,02 persen di 5.841,47.
Penjualan ritel AS menguat pada September, lebih tinggi dari perkiraan. Hal ini menggambarkan belanja konsumen yang tangguh dan terus menggerakkan ekonomi.
Data tersebut menyusul laporan pekerjaan yang meledak dan angka inflasi konsumen lebih tinggi dari estimasi yang dirilis awal bulan ini, sehingga memperkuat pandangan bahwa ekonomi jauh dari resesi.
"Data ini (penjualan ritel) menyoroti kekuatan yang tak terbantahkan di seluruh perekonomian," kata Ellen Zentner di Morgan Stanley Wealth Management, dikutip dari Bloomberg, Jumat (18/10/2024) waktu Jakarta.
Di sisi lain, pasar obligasi terpukul karena laporan penjualan ritel yang solid, sehingga mendorong para investor memangkas taruhan mereka pada pemangkasan suku bunga The Fed tahun ini.
Imbal hasil Treasury 10-tahun naik tujuh basis poin menjadi 4,09 persen.
"Data yang kuat akan mendorong beberapa penolakan dari para peserta Fed untuk memangkas lagi (suku bunga) pada November, tetapi Ketua Jerome Powell tidak mungkin terpengaruh untuk terus maju dengan pergerakan seperempat poin yang stabil," ujar Ellen.
Menurut Bret Kenwell di eToro, jika data terus menunjukkan hasil yang kuat, hal itu dapat memaksa investor untuk menurunkan ekspektasi mereka terhadap pemangkasan suku bunga Fed di masa mendatang.
"Meskipun pemangkasan suku bunga penting bagi pasar, itu bukan satu-satunya hal yang penting. Pertimbangkan seberapa baik kinerja pasar tahun ini meskipun terjadi fluktuasi liar dalam ekspektasi suku bunga, karena laba dan ekonomi telah mendorong saham naik," tuturnya.
"Selama pilar-pilar ini tetap ada, itu akan menjadi pertanda baik bagi saham," kata Bret.
(Fiki Ariyanti)