sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Wall Street Mixed, Nasdaq Tembus Level 17.000 untuk Pertama Kali

Market news editor Fiki Ariyanti
29/05/2024 07:36 WIB
Wall street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (28/5) waktu setempat saat investor fokus menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini.  
Wall Street Mixed, Nasdaq Tembus Level 17.000 untuk Pertama Kali (foto mnc media)
Wall Street Mixed, Nasdaq Tembus Level 17.000 untuk Pertama Kali (foto mnc media)

IDXChannel - Wall street ditutup bervariasi pada perdagangan Selasa (28/5) waktu setempat saat investor fokus menanti rilis data inflasi Amerika Serikat (AS) pekan ini.  

Indeks Nasdaq melampaui level 17.000 untuk pertama kalinya pada Selasa, didorong oleh kenaikan saham Nvidia. Sementara S&P 500 ditutup sedikit lebih tinggi, dan Dow berakhir lebih rendah karena imbal hasil treasury naik.

Dow Jones Industrial Average (.DJI) turun 216,73 poin atau 0,55% menjadi 38.852,86; S&P 500 (.SPX) naik 1,32 poin atau 0,02% menjadi 5.306,04; dan Nasdaq Composite (.IXIC) menguat 99,09 poin atau 0,59% menjadi 17.019,88.

Saham Nvidia (NVDA.O) melonjak 7% dan mendongkrak saham chip lainnya ketika para investor kembali dari liburan akhir pekan yang diperpanjang. Indeks semikonduktor (.SOX), juga naik 1,9%.

Di samping itu, imbal hasil treasury AS naik ke level tertinggi setelah lemahnya lelang utang.

"Kami mendapatkan dua hasil yang mengecewakan. Kami melihat imbal hasil naik dan pasar (saham) merespons secara negatif," kata Quincy Krosby, kepala strategi global, LPL Financial di Charlotte, North Carolina, mengutip Reuters, Rabu (29/5) waktu Jakarta.

"Pasar tidak ingin melihat imbal hasil naik ke tingkat yang mungkin mengancam perekonomian dan ini menggagalkan jadwal (Federal Reserve) untuk melakukan pelonggaran," jelasnya. 

Investor juga menunggu data inflasi PCE AS pekan ini yang dapat memengaruhi ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.

Laporan Indeks Harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) inti AS untuk April akan dirilis akhir pekan ini. Barometer inflasi pilihan The Fed diperkirakan akan tetap stabil setiap bulannya.

Wall Street telah mencapai rekor baru-baru ini karena investor bertaruh Bank Sentral AS akan memulai penurunan suku bunga tahun ini.

Ekspektasi terhadap waktu penurunan suku bunga tidak menentu, dan para pengambil kebijakan merasa was-was karena data masih mencerminkan inflasi yang tinggi.

Peluang penurunan suku bunga sekira 25 basis poin berada di atas angka 50% hanya untuk November dan Desember tahun ini, menurut CME FedWatch Tool. 

Kemungkinan penurunan suku bunga pada September turun menjadi sekitar 46% dari lebih dari 50% pada minggu lalu.

(FAY)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement