Sepanjang 2025, indeks S&P 500 telah menguat 2 persen. Meski sempat anjlok ada 8 April akibat kekhawatiran atas dampak tarif, indeks telah bangkit lebih dari 20 persen.
Fokus utama pekan depan tertuju pada laporan Indeks Harga Konsumen (CPI) Mei yang akan dirilis pada Rabu. Data inflasi ini diperkirakan menjadi petunjuk terakhir bagi bank sentral atau Federal Reserve sebelum rapat kebijakan moneter pada 17-18 Juni 2025.
"Kalau inflasi datang lebih dingin dari yang dikhawatirkan, bisa jadi itu menjadi katalis untuk menguji kembali rekor tertinggi," kata Chief Global Strategist di Freedom Capital Markets, Jay Woods.
Investor juga mencermati perkembangan pembahasan RUU pemangkasan pajak dan belanja anggaran di Senat AS. Meski diharapkan dapat mendorong pertumbuhan, rencana tersebut juga menimbulkan kekhawatiran terkait pelebaran defisit fiskal.