sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Warren Buffet Ingatkan Investor: Investasi Saham Tidak Semudah Kedengarannya

Market news editor Aditya Pratama
03/05/2021 07:36 WIB
Buffett mengatakan, mencari saham pemenang sangat sulit.
Warren Buffet Ingatkan Investor: Investasi Saham Tidak Semudah Kedengarannya (FOTO:MNC Media)
Warren Buffet Ingatkan Investor: Investasi Saham Tidak Semudah Kedengarannya (FOTO:MNC Media)

IDXChannel - Investor legendaris Warren Buffett mengingatkan investasi saham bukanlah cara termudah dan tercepat menjadi kaya. Jika berpikir demikian, maka investor bakal terjebak menjadikan bursa sebagai arena perjudian. 

Dalam rapat umum pemegang saham Berskhire Hathaway, Buffett mengatakan, mencari saham pemenang sangat sulit. Dia menyebut pada 1903 ada lebih dari 2.000 perusahaan yang memproduksi mobik dan hampir semuanya gagal meski industri otomotif tumbuh pesat. 

"Lebih banyak hal yang harus dilakukan untuk memilih saham daripada mencari tahu potensi industri yang luar biasa di masa depan. Saya hanya ingin bilang bahwa ini (berinvestasi saham) tidak semudah kedengarannya," ujar Buffett dikutip dari Market Watch, Minggu (2/5/2021). 

Menurutnya, kebanyakan orang berpikir kemampuannya bisa melampaui indeks S&P 500 sehingga lebih memilih saham sendiri. Dia pun menyinggung tren investor amatir yang masuk pasar modal akhir-akhir ini dan menjadikan saham Gamestop sebagai meja judi. 

Bufett mengatakan, kehadiran platform perdagangan saham yang memungkinkan orang jual-beli saham secara gratis seperti Robinhood, hanya mendorong orang-orang untuk berjudi. 

Dalam kesempatan tersebut, salah satu orang terkaya di dunia itu mengatakan, pemerintah AS dan bank sentral The Fed telah melakukan antisipasi yang luar biasa menghadapi krisis akibat Covid-19. Dia menilai, mereka benar-benar belajar dari Resesi 2008 sehingga bertindak cukup cepat, meski masih sulit ditebak dampak dari kebijakan itu untuk jangka panjang. 

"Kondisi ekonomi saat ini, sekitar 85 persen berlari dengan kecepatan tinggi, dan Anda sudah melihat beberapa hal seperti inflasi dan sebagainya. Kami belajar dari (peristiwa) 2008 dan 2009, dan kemudian menerapkannya, tapi saya rasa itu bukan sesuatu yang pasti (sama) bakal terjadi," katanya. 

(SANDY)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement