Penjualan Apple di China tertekan oleh kompetitor lokal. Sementara itu, AS dan Eropa memperketat pengawasan terhadap perusahaan teknologi. Apple juga menghadapi ketertinggalannya di bidang AI.
Analis Edward Jones, Jim Shanahan menduga Warren Buffett tidak nyaman dengan saham teknologi seperti Apple.
"Penjualan (Apple) dimulai setelah Charlie Munger meninggal. Mungkin saja ini berarti bahwa Munger lebih nyaman dengan Apple ketimbang Buffett," ujar Shanahan.
Sementara itu, Analis Riset CFRA, Cathy Seifert menilai aksi Buffett menjual saham Apple hanyalah rebalancing portofolio semata. Buffett dinilainya tengah mengejar saham-saham dengan valuasi atraktif.
"Saya rasa masuk akal untuk mengurangi sedikit eksposur (pada saham Apple)," katanya.