Shifa Nurhaliza Putri
IDXChannel - Melirik sejarah saham KUAS, emiten yang baru dua tahun melisting di Bursa Efek Indonesia menarik perhatian para investor. PT Ace Oldfields Tbk sejatinya merupakan produsen peralatan dan perlengkapan cat yang berbasis di Bogor, Indonesia.
Perseroan resmi mencatatkan sahamnya untuk pertama kali di Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kode KUAS pada 25 Oktober 2021. Dengan listing tersebut, perseroan berharap dapat memperluas jaringan dan distribusi ke seluruh dunia, serta berbagi 'ekspor'.
PT Ace Oldfields Tbk didirikan sebagai PT Ace Panbrush Industry pada 1989. Pada 1996 perusahaan mengadakan usaha patungan atau join venture dengan Oldfields International Pty Ltd, pemasok peralatan dan persediaan lukisan terkemuka di Australia dengan pengalaman lebih dari 100 tahun.
Sejak 1989, produk perusahaan tersedia di pasar domestik dan internasional termasuk Amerika Serikat, Australia, Selandia Baru, Kanada, Kepulauan Pasifik, Asia, dan Asia Tenggara. Produk perusahaan dengan merek “ACE OLDFIELDS” telah menjangkau mayoritas konsumen di seluruh Indonesia melalui toko konstruksi, toko cat dan MTO (Modern Trade Outlet) seperti Mitra 10, Gedung Depo, BJ Home dan masih banyak lagi.
Untuk meningkatkan pangsa pasar, perusahaan meluncurkan merek "PRIMA" pada 2012. Melalui kuas dan rol kuas PRIMA, visi perusahaan bahwa semua warga negara dapat menggunakan alat dan perlengkapan lukis berkualitas tinggi tercapai.
Perusahaan berusaha untuk terus meningkatkan nilai pemegang saham dengan menawarkan peralatan pengecatan yang berkualitas dan akan terus berusaha untuk selalu menjadi yang terbaik.
Laporan Keuangan KUAS
Mengutip laman IDXChannel.com, produsen kuas, yakni PT Ace Oldfields Tbk (KUAS), meraih penjualan bersih sebesar Rp65,52 miliar pada semester I 2022. Pencapaian tersebut naik 15,52% dibandingkan penjualan semester I 2022. Semester I 2021 sebesar Rp56,72 miliar.
Kontribusi terbesar KUAS berasal dari penjualan domestik sebesar Rp57,41 miliar, dengan pulau Jawa dan Bali mendominasi pendapatan. Sementara itu, penjualan tingkat ekspor mencapai Rp8,11 miliar, dipimpin oleh pengiriman ke Australia dan New Zealend.
Pertumbuhan penjualan KUAS meningkatkan, beban pokok penjualan naik sebesar 9,89% menjadi total Rp48,67 miliar. Hal ini dipengaruhi oleh kenaikan biaya pengadaan bahan baku, upah langsung dan biaya produksi. Setelah memperhitungkan beban lain-lain sebelum pajak, laba KUAS tahun berjalan Rp1,39 miliar naik 54,18% dari laba tahun lalu Rp903,57 juta di semester I. (SNP)
