4. Mulai dengan Investasi dalam Jumlah Kecil
Dengan modal kecil, Anda bisa memulai dengan membeli saham dalam jumlah sedikit atau mencoba metode investasi seperti dollar-cost averaging (DCA). Teknik DCA adalah strategi di mana Anda berinvestasi sejumlah uang tetap pada waktu yang tetap, tanpa memperhatikan fluktuasi harga saham. Hal ini membantu Anda mengurangi risiko akibat volatilitas harga.
Misalnya, Anda dapat mulai dengan investasi Rp500.000 per bulan, membeli saham yang Anda pilih secara berkala. Dengan cara ini, Anda tidak terlalu terpengaruh oleh naik-turunnya harga saham dalam jangka pendek.
5. Diversifikasi Portofolio
Diversifikasi adalah cara yang efektif untuk mengurangi risiko investasi. Jangan hanya menaruh uang Anda dalam satu saham. Sebagai gantinya, beli saham dari berbagai sektor atau perusahaan yang berbeda.
Misalnya, Anda bisa memilih saham dari sektor teknologi, kesehatan, dan konsumsi. Diversifikasi akan membantu mengurangi kerugian jika salah satu saham Anda mengalami penurunan harga.
6. Fokus pada Investasi Jangka Panjang
Saham merupakan instrumen investasi yang cocok untuk jangka panjang. Meskipun bisa memberikan keuntungan dalam waktu singkat, pasar saham sering kali tidak dapat diprediksi dalam jangka pendek.
Jika Anda berinvestasi dengan modal kecil, strategi jangka panjang bisa lebih menguntungkan, karena Anda dapat memanfaatkan pertumbuhan nilai saham seiring berjalannya waktu.
7. Pahami Risiko yang Ada
Investasi saham tidak tanpa risiko. Harga saham bisa naik dan turun, bahkan dalam waktu yang singkat. Pastikan Anda hanya berinvestasi uang yang tidak Anda perlukan dalam waktu dekat, dan selalu siap menghadapi kemungkinan kerugian.
Sebagai pemula, penting untuk belajar terus-menerus tentang analisis saham dan mengikuti perkembangan pasar. Semangat berinvestasi di pasar modal!
(Shifa Nurhaliza Putri)