Untuk membayar dividen, YUPI menarik pinjaman Rp800 miliar dari total plafon Rp1,1 triliun yang diberikan oleh DBS. Rencananya, sisa Rp300 miliar juga akan ditarik pada kuartal IV-2025 untuk menambah modal kerja.
Rusman mengatakan, perseroan membagikan dividen jumbo sebagai komitmen untuk menjaga reputasi dan kepercayaan pemegang saham sekaligus mengirimkan sinyal positif kepada pasar dan investor terkait kinerja dan prospek perseroan.
Soal penggunaan dana IPO yang masih nihil, kata dia, perseroan belum memperoleh perizinan pembangunan pabrik baru di Nganjuk, Jawa Timur. Hingga Juni 2025, pembangunan belum dapat dilakukan karena kendala tersebut.
(Rahmat Fiansyah)