2. FOMO
Fear of Missing Out (FOMO) atau fenomena takut ketinggalan tren, lumrah terjadi di kalangan anak-anak muda, terutama yang tinggal di kota-kota besar. Tren makanan dan minuman datang silih berganti dengan cepat.
Apalagi dengan mudahnya konten-konten menjadi viral, banyak konten tempat baru yang tiba-tiba muncul di halaman media sosial Anda, lalu lama-lama Anda sendiri pun penasaran untuk mencobanya.
3. Kurang Kontrol
Kebiasaan membeli barang-barang yang tidak penting juga bisa dikarenakan kurang kontrol, atau kurang mampu menahan hasrat diri, atau menunda self reward. Orang-orang ini kesulitan berkata tidak pada diri sendiri.
Tidak sedikit pula kondisi ini berlanjut meskipun kondisi keuangan orang tersebut sudah cukup membahayakan, tetapi karena tidak terbiasa mengontrol diri sendiri, dia selalu kalah dengan hasratnya sendiri.
4. Pengaruh Iklan/Media Sosial
Iklan dan konten-konten media sosial juga berpotensi memengaruhi Anda untuk membeli suatu produk. Banyak anak muda, terutama gen Z, sangat mudah terpengaruh iklan dan konten yang ditampilkan influencer.
Iklan-iklan itu menunjukkan produk yang diinginkannya, jika pun awalnya dia tidak menginginkan produk itu, iklan dapat memengaruhinya perlahan-lahan hingga dia merasa menginginkan produk yang diiklankan.
5. Haus Validasi
Ada kalanya juga seseorang membeli barang yang tidak penting karena ingin di-notice oleh orang lain, alias ingin mendapatkan validasi dari orang lain. Orang-orang dengan kebutuhan validasi seperti ini cenderung berupaya keras untuk membuat orang lain terkesan.
Salah satu caranya adalah dengan membeli pakaian, sepatu, gadget, atau barang apa pun yang dapat menampilkan status sosial, untuk membuat orang lain memandangnya dengan citra lebih positif.
Itulah beberapa alasan kenapa kita suka belanja barang tidak penting.
(Nadya Kurnia)