IDXChannel—Simak ciri-ciri sudah kecanduan belanja live shopping. Kecanduan belanja bisa menjadi gangguan kompulsif, di mana seseorang memiliki kontrol rendah terhadap impuls yang mendorongnya untuk terus menerus membeli barang.
Kecanduan belanja yang tidak segera dikendalikan dapat berdampak buruk pada pengelolaan keuangan sekaligus kondisi keuangan individu, berpotensi mengakibatkan jeratan utang.
Kemudahan berbelanja di era modern membuat individu mudah mengembangkan perilaku boros, mudah mengeluarkan uang tanpa perhitungan. Dengan fasilitas belanja dan pembayaran yang serba mudah, orang mudah tergoda untuk belanja.
Orang yang kecanduan belanja umumnya memiliki kebiasaan untuk merasionalisasi, atau membenarkan, keputusan-keputusannya untuk membeli barang yang sebenarnya tidak begitu dibutuhkannya untuk hidup.
Melansir Alodokter dan sumber lainnya (7/7/2025), berikut ini adalah ciri-ciri sudah kecanduan belanja live shopping.
Ciri-Ciri Sudah Kecanduan Live Shopping, Patut Diwaspadai
1. Membeli Tanpa Rencana
Salah satu ciri awalnya adalah pembelian barang tanpa rencana, terutama jika pembelian ini terjadi secara terus menerus dalam periode waktu tertentu. Pembelian tanpa rencana memang lumrah terjadi, tetapi jika berlangsung lama, maka patut diwaspadai.
Ciri-ciri orang yang kecanduan belanja adalah sering melakukan pembelian tanpa pertimbangan matang, tanpa pikir panjang, dan hanya didasari karena ingin memiliki barang yang dilihatnya, bukan karena butuh.
2. Sulit Berhenti Meskipun Kondisi Keuangan Memburuk
Ciri lain yang dapat dilihat dan dideteksi adalah: kebiasaan belanja impulsif yang sulit dihentikan sekalipun kondisi keuangannya tidak memungkinkan dan tidak mencukupi untuk membiayai pembelian barang tersebut.
Dalam hal ini, si pecandu bisa saja nekat memanfaatkan fasilitas paylater atau kartu kredit untuk memenuhi keinginan belanjanya, meskipun pengeluaran sudah lebih besar dibanding pemasukannya.
Si pecandu tanpa sadar berupaya merasionalisasi kondisi keuangan dan memberikan sugesti positif yang salah sasaran pada dirinya sendiri. Misalnya, terus menerus meyakinkan diri bahwa dia mampu membereskan utang dan keuangannya.
3. Kondisi Keuangannya Sering Negatif
Karena terbiasa belanja dan pengeluarannya tidak terkontrol karena rasionalisasi-rasionalisasi salah sasaran itu, pecandu belanja akhirnya terjebak dalam kondisi keuangan yang buruk.
Gajinya cepat habis dalam waktu singkat untuk belanja dan pembayaran utang, dan membuatnya terjebak dalam gaya hidup ‘living paycheck to paycheck’, alias gaji tidak pernah tersisa, bahkan kondisi keuangannya bisa negatif karena utang.
4. Merasa Senang Sesaat Setelah Belanja
Salah satu ciri lain adalah merasa senang atau gembira yang intens setelah belanja, atau ketika barang yang dibelinya sampai. Ini terjadi karena biasanya seorang pecandu belanja menggunakan kegiatan belanja sebagai pelampiasan.
Saat melihat barang baru yang dibelinya, dia merasa puas dan senang, rasa senang ini menyerupai euforia. Namun rasa senang ini tidak bertahan lama, karena setelahnya dia akan menyadari keputusannya untuk belanja kurang bijak.
5. Menyesal Karena Belanja Terus
Setelah euforianya surut, seorang pecandu belanja biasanya akan kembali dihadapkan pada kenyataan. Dia akan kembali mengingat jumlah uang yang telah dihamburkannya, lalu menyesali keputusannya untuk belanja tanpa kontrol.
Apalagi jika kondisi keuangannya sudah memburuk. Namun penyesalan ini tidak lantas membuatnya berhenti boros, dia justru bisa kembali pada siklus boros yang menjebak saat godaan muncul dan lagi-lagi pikirannya berupaya merasionalisasi.
Untuk menghentikan kebiasaan dan mencegah kecanduan, individu memang harus mendisiplinkan dirinya sendiri untuk mengendalikan hasrat berbelanja. Upaya ini memang berat, karena memerlukan konsistensi dan komitmen kuat dari diri sendiri.
Jika sudah terlanjur kecanduan, maka hal yang dapat dilakukan adalah:
- Melunasi utang (jika ada)
- Menghapus aplikasi-aplikasi belanja online
- Menabung 70-80 persen gaji (setelah dikurangi biaya hidup) ke produk deposito atau tabungan berjangka
- Menutup paylater dan kartu kredit.
Ini akan mempersulit belanja, dengan cara menutup akses ke tempat belanja dan menutup akses ke sumber dana yang digunakan untuk belanja. Dengan uang yang tertahan otomatis di tabungan berjangka, tidak ada sisa uang yang dapat dibelanjakan dengan boros.
Deposito dan tabungan berjangka dapat diatur untuk memotong saldo tabungan secara otomatis di tanggal yang sama tiap bulan, metode ini dapat memaksa individu untuk menabung dan tidak menggunakan uang untuk belanja.
Itulah penjelasan singkat tentang ciri-ciri sudah kecanduan live shopping.
(Nadya Kurnia)