2. Kepulauan Falkland
Kepulauan Falkland atau yang juga dikenal sebagai Kepulauan Malvinas merupakan wilayah terpencil di Samudra Atlantik selatan. Karena tidak terhubung dengan kabel bawah laut, wilayah ini sepenuhnya bergantung pada koneksi satelit. Akibatnya, biaya akses internet pun melambung tinggi. Untuk menikmati satu GB data, penduduk di Falkland harus merogoh kocek hingga USD40,58 atau Rp660.513. Keterbatasan bandwidth satelit dan minimnya kompetisi antar-penyedia layanan menjadikan harga ini hampir mustahil ditekan.
3. Saint Helena
Saint Helena merupakan wilayah kecil milik Inggris di Samudra Atlantik yang juga mengalami nasib serupa. Kuota internet di negara ini harganya selangit. Penduduknya harus mengeluarkan sekitar USD40,13 atau Rp653.188 hanya untuk satu GB kuota internet. Pulau ini mengandalkan satelit geostasioner Intelsat 23 sebagai penghubung utama ke dunia luar.
4. Sudan Selatan
Sebagai negara termuda di dunia, Sudan Selatan menghadapi berbagai tantangan berat, termasuk dalam sektor teknologi informasi. Satu GB data internet di negara ini dihargai sekitar USD23,70 atau Rp385.760. Konflik berkepanjangan dan kondisi ekonomi yang rapuh membuat investasi di bidang infrastruktur internet menjadi sangat minim. Selain itu, rendahnya persaingan antara penyedia layanan membuat harga tetap tinggi dan sulit dijangkau masyarakat umum.
5. Tokelau
Tokelau merupakan sebuah wilayah kecil yang terdiri dari tiga atol terpencil di Samudra Pasifik. Hingga 1997, wilayah ini bahkan belum memiliki akses telepon. Kini, meskipun telah terhubung dengan dunia luar, biaya akses internet masih sangat mahal. Untuk satu GB internet, penduduk Tokelau harus membayar sekitar USD17,24, atau sekitar Rp280.612. Ketergantungan pada satelit dan lokasi geografis yang sangat jauh dari pusat-pusat teknologi menjadi penyebab utama tingginya harga tersebut.
Itulah beberapa negara dengan paket kuota internet termahal di dunia dengan harga mencapai ratusan ribu per gigabyte-nya.