sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

5 Penyebab Utama Alfamart dan Indomaret Berdekatan, Ternyata Karena Ini

Milenomic editor Kurnia Nadya
20/12/2024 10:44 WIB
Alfamart dan Indomaret seringkali memilih lokasi yang saling berdekatan, justru untuk memaksimalkan potensi keuntungan.
5 Penyebab Utama Alfamart dan Indomaret Berdekatan, Ternyata Karena Ini. (Foto: MNC Media)
5 Penyebab Utama Alfamart dan Indomaret Berdekatan, Ternyata Karena Ini. (Foto: MNC Media)

IDXChannel—Apa penyebab utama Alfamart dan Indomaret berdekatan? Gerai dua minimarket ini seringkali berjarak tak begitu jauh, malah bahkan bersebelahan atau berhadapan langsung. 

Keduanya adalah perusahaan ritel minimarket besar di Indonesia. Indomaret didirikan oleh PT Indomarco Prismatama pada 1988, sementara Alfamart didirikan oleh Djoko Susanto pada 1989. Saat ini, keduanya memiliki puluhan ribu gerai di penjuru Indonesia. 

Bagi pengusaha kecil, pembukaan toko lain dengan produk serupa akan menjadi momok, sebab keberadaan kompetitor yang berdekatan dengan unit usahanya berarti mengharuskan pemilik toko untuk bersaing secara langsung. 

Namun bagi kedua ritel ini, lokasi yang bersebelahan tak jadi masalah. Melansir Koin Works (20/12), berikut penjelasannya. 

Penyebab Utama Alfamart dan Indomaret Berdekatan 

1. Menarik Konsumen 

Keberadaan dua gerai ritel yang berbeda dalam satu lokasi yang berdekatan akan menguasai pangsa pasar 50:50. Penempatan lokasi Alfamart dan Indomart sesuai dengan penjelasan Hotelling’s Law. 

Yakni prinsip diferensiasi minimal. Hotelling’s Law adalah suatu observasi ekonomi yang dilakukan dan disampaikan oleh Harold Hotelling dalam artikel bertajuk ‘Stability in Competition’ yang terbit pada 1929. 

Melansir Oxford Reference (20/12), Hotelling mengasalisa lokasi pilihan dari dua suplier produk yang sama, dan menyimpulkan bahwa titik keseimbangan (ekuilibrium) akan mendorong kedua kompetitor untuk berlokasi berdampingan. 

Hotelling memprediksi bahwa suatu lokasi atau jalanan dengan dua toko akan berlokasi berdekatan satu sama lain. Setiap toko akan melayani separuh pangsa pasar. Maka dengan lokasi yang berdekatan, Alfamart dan Indomaret memiliki peluang yang sama untuk menarik konsumen dan memperoleh keuntungan. 

Jika konsumen tidak mendapatkan barang dari satu gerai, maka mereka bisa mendapatkannya dari gerai lain di dekatnya. Kedua ritel ini justru bersedia head to head untuk mendapatkan peluang pangsa pasar yang besar. 

2. Penawaran yang Berbeda

Meskipun sekilas sama, Alfamart dan Indomaret tetap memiliki perbedaan. Baik dari segi penataan barang, penetapan harga, dan promosi yang dilakukan. Dengan perbedaan ini, konsumen justru dapat memperoleh penawaran yang berbeda dalam satu lokasi. 

Sehingga terbentuklah pola yang dinamis bagi konsumen. Kegiatan belanja pun jadi lebih fleksibel karena Alfamart dan Indomaret saling melengkapi kebutuhan konsumen. 

3. Hemat Budget Riset 

Sebelum membuka gerai, perusahaan pasti melakukan survei terlebih dahulu. Salah satunya untuk melihat seberapa pesar peluang pangsa pasarnya. Dengan keberadaan satu ritel di suatu lokasi, berarti dengan membuka di lokasi yang sama, peritel lainnya sudah menghemat budget riset pasar. 

Misalnya, jika lokasi A sudah berdiri gerai Indomaret, maka bisa dipastikan Indomaret telah melakukan riset lebih dulu di sana. Sehingga Alfamart tak perlu lagi melakukan riset lebih dalam, karena sudah ada Indomaret di sana. 

4. Adu Keunggulan

Lagi-lagi, meskipun sekilas tampak sama. Dua ritel minimarket ini memiliki keunggulan yang berbeda satu sama lain. Mulai dari pelayanan, penempatan rak, dan kelengkapan barang yang disediakan. 

5. Strategi Five Forces 

Penyebab terakhir adalah penerapan strategi five forces. Melansir Binus University (20/12), teori ini adalah metode yang dipakai untuk mengetahui kekuatan industri berdasarkan faktor eksternal perusahaan. 

Teori ini dikembangkan oleh Michael Porter dari Harvard Business School. Porter menyatakan bahwa faktor utama yang menentukan kinerja perusahaan adalah kekuatan industri dalam persaingan. 

Ada lima poin atau kekuatan yang membentuk kompetisi di pasar dalam metode ini: 

1. Competitive Rivalry

Competitive Rivalry atau persaingan kompetitif mengukur seberapa jauh kompetisi di antara usaha eksisting. Diskon, peningkatan pengeluaran untuk iklan, investasi pada layanan dan produk, inovasi, dan sebagainya adalah contoh aksi kompetitif. 

Bagi beberapa industri, intensitas kompetisi yang tinggi menentukan keberhasilan perusahaan untuk bersaing di pasaran. Jika sudah terjadi kompetisi, pelaku usaha akan terus berkompetisi untuk menyediakan yang terbaik. 

2. Bargaining Power of Buyer 

Bargaining power of buyer merujuk pada kemampuan konsumen untuk menekan pelaku usaha dan menawar harga, bukan dalam artian menawar harga beli saat di kasir, tapi dalam pengambilan keputusan untuk membeli. 

Pembeli bisa beralih jika harga terlalu mahal, dan bisa menimbang-nimbang sebelum memutuskan untuk berbelanja di mana. 

3. Bargaining Power of Supplier 

Bargaining power of supplier dipengaruhi oleh suplier. Semakin perusahaan menggunakan sedikit supplier untuk produknya, maka ketergantungannya terhadap supplier tersebut akan semakin tinggi. 

4. Threat of Substitutes (ancaman barang pengganti) 

Keberadaan produk substitusi atau produk alternatif adalah ancaman bagi suatu pelaku usaha. Sementara konsumen sangat mudah beralih dan mencari alternatif jika barang yang diinginkannya tidak ada, atau harganya tidak sesuai dengan ekspektasi. 

5. Threat of New Entrant (ancaman pendatang baru)

Pemain baru dalam industri yang sama akan memberi tekanan pada perusahaan eksisting. Masuknya pemain baru yang juga ingin meraup keuntungan, menekan perusahaan untuk melakukan sesuatu untuk mempertahankan bisnisnya. 

Itulah beberapa penyebab utama Alfamart dan Indomaret berdekatan lokasinya. 


(Nadya Kurnia)

Halaman : 1 2 3 4 5
Advertisement
Advertisement