3. Middle Class
Orang yang termasuk tipe ini akan memfokuskan diri untuk menabung. Uang mereka tidak dihabiskan semuanya, tetapi disisihkan untuk ditabung. Sehingga, di akhir perjalanan kekayaan, mereka masih memiliki simpanan uang untuk digunakan, diputar, atau diwariskan.
4. Middle Upper Class
Individu pada kategori ini membagi pengaturan keuangan menjadi untuk menabung dan spending. Dan spending-nya pun jelas digunakan untuk dua hal, yakni untuk konsumtif dan produksi (aset apresiatif).
Aset apresiatif bisa berbentuk investasi, seperti membeli properti. Hal yang perlu diperhatikan dalam aset adalah manajemen portofolio.
5. Collateralized Debt
Langkah ini lebih berisiko. Sebab, yang bekerja bukan hanya uang Anda, tetapi juga uang orang lain. Pada tahap ini, Anda memiliki aset apresiasi. Tetapi, saat Anda mau membeli barang atau ingin menaruh modal untuk bisnis, Anda tak menggunakan uang pribadi, tetapi uang utang atau yang disebut collater listed.
Sebuah analoginya seperti berikut ini:
Anda punya uang Rp1 miliar. Rp500 juta digunakan untuk beli mobil, sementara Rp500 juta yang lain digunakan untuk investasi. Orang kaya akan menggunakan keseluruhan Rp1 miliar tersebut untuk membeli aset, kemudian aset tersebut dijadikan jaminan untuk membeli mobil. Dengan begitu, aset Anda berjumlah Rp1 miliar dan jumlahnya selalu apresiatif atau naik.