Pos alokasi pengeluaran tetap antara lain: listrik, uang sewa (jika kos), pulsa dan internet, bensin, transportasi umum, belanja bahan makanan, belanja produk perawatan tubuh dan rumah, iuran-iuran wajib lainnya, dan sebagainya.
2. Sisihkan untuk Budget Tetap Bulanan
Dari pos alokasi itu, dapat dihitung berapa estimasi uang yang wajib dikeluarkan selama satu bulan. Hitunglah total penghasilan yang diperoleh dalam satu bulan, lalu sisihkan dana dengan jumlah budget tetap bulanan.
Misalnya, dalam satu bulan seorang freelancer mendapatkan upah dari tiga klien dengan total bayaran Rp10 juta. Sementara kebutuhan tetap bulanannya adalah Rp3 juta, maka penghasilan bulan itu dapat dibagi untuk biaya hidup selama tiga bulan.
Dalam tiga bulan itu, pekerja lepas dapat mencari proyek-proyek baru, dan kembali menyisihkan dana untuk biaya hidup bulan-bulan berikutnya. Dengan begini, ketika freelancer tidak mendapatkan proyek, dia tetap dapat membiayai kebutuhannya.
3. Upayakan Pengeluaran Bulanan Stabil
Nilai upah yang diterima freelancer dari tiap proyek dan klien bisa berbeda-beda, jumlahnya bisa naik turun. Dalam satu bulan, freelancer juga mungkin tidak mendapatkan proyek-proyek baru.