2. Utamakan Pemahaman, Bukan Hafalan
Menurut Steven, ujian profesi advokat mengukur cara berpikir calon advokat, bukan seberapa banyak informasi yang bisa dihafal.
“Ujiannya mengukur cara berpikir, bukan seberapa banyak yang bisa kamu hafal,” tegasnya.
Peserta dituntut mampu menganalisis kasus, mengidentifikasi isu hukum, serta menerapkan logika hukum dalam berbagai skenario. Pendekatan berbasis pemahaman mendalam dinilai jauh lebih efektif.
3. Pilih Materi Belajar yang Andal dan Teruji
Pemilihan materi belajar yang tepat juga menjadi faktor penting. Steven menyarankan penggunaan panduan yang komprehensif dan sesuai format ujian, mulai dari outline inti, contoh soal, hingga latihan esai dan simulasi yang menyerupai kondisi ujian sebenarnya.
Materi yang terstruktur membuat proses belajar lebih efisien dan fokus.
4. Belajar Bersama Mentor atau Rekan
Belajar tidak harus dilakukan sendirian. Belajar bersama seseorang yang bisa memberi umpan balik membantu menjaga disiplin dan memastikan pemahamanmu tetap berada di jalur yang benar.
Diskusi, latihan esai, dan review bersama dapat meningkatkan akurasi, pemahaman, serta kepercayaan diri.
5. Jaga Rutinitas dan Kesehatan Mental
Steven mengingatkan bahwa performa tidak ditentukan oleh banyaknya jam belajar saja. Istirahat yang cukup, pola makan teratur, dan kesehatan mental yang terjaga sangat berpengaruh.
Pikiran yang tenang dan tubuh yang bugar membantu mempertajam penalaran dan meningkatkan daya ingat menjelang hari ujian.
Itulah ulasan singkat tentang tips persiapan Ujian Profesi Advokat untuk meningkatkan peluang lolos.
(Nadya Kurnia)