Berdasarkan data yang dihimpun oleh Project B Indonesia, pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat saat ini semakin berkembang dan meningkat pesat. Di Yogyakarta saja, tercatat kurang lebih ada 1.000 lokasi yang melakukan pengelolaan sampah berbasis pemberdayaan masyarakat. Tingkatannya pun beragam, mulai dari RT, RW, hingga PKK.
Upaya kolaborasi yang dilakukan oleh Project B Indonesia adalah melakukan kerja sama dengan mereka yang juga menggeluti bisnis daur ulang. Mereka mengelola produksi, kemudian pemeriksaan kualitas produksi dan pemasaran dilakukan oleh Project B Indonesia.
“Kolaborasi juga menghasilkan lebih banyak produk fungsional yang dibutuhkan oleh konsumen. Misalnya tas belanja untuk mengganti tas belanja sekali pakai, goodie bag, dompet. Harga relatif terjangkau, mulai dari Rp8.000-Rp300 ribu,” ungkap Hijrah.
Tak disangka-sangka, kolaborasi yang dilakukan ini justru semakin memperluas pasar bisnis daur ulang. Katanya, dengan berkolaborasi, manfaat yang diperoleh dari sisi lingkungan menjadi lebih banyak, begitupun dari sisi ekonomi membuat lebih banyak pihak yang merasakan keuntungannya.
(Penulis: Rissa Sugiarti/Magang)
(YNA)