Misalnya, karena menganut prinsip YOLO, gaji bulanan terus dihabiskan untuk membeli barang yang diinginkan dan hang out di tempat-tempat mewah. Padahal hiburan adalah kebutuhan yang bersiat tersier.
Jadi, ada kalanya YOLO perlu diterapkan, tapi ada kalanya juga penerapan YOLO sudah berlebihan. Namun pada akhirnya, YOLO mulai dianggap sebagai prinsip yang menekankan konsumerisme, mengejar kesenangan sesaat agar hidup tidak sia-sia.
Padahal, kesenangan bisa diraih dengan banyak cara tanpa harus mengorbankan kesehatan finansial dan mental.
Apa Itu Istilah YONO yang Viral di Medsos, Bermula dari Korea Selatan
Setelah istilah YOLO populer, kini muncul istilah baru di kalangan anak muda, yakni YONO. You Only Need One, atau ‘Kamu hanya butuh satu kali’ adalah kebalikan dari prinsip YOLO.
Jika YOLO menekankan bahwa hidup cuma sekali = ‘maka dari itu lakukanlah hal yang kamu mau sebelum menyesal’, maka YONO menekankan prinsip efisiensi, di mana individu tidak membutuhkan terlalu banyak hal.