Kinerja suatu perusahaan biasanya diukur melalui metriks kuantitatif, misalnya laporan laba-rugi, pertumbuhan aset, pertumbuhan laba bersih, perbandingan antara aset dengan liabilitas, dan sebagainya.
Sementara balanced scoredcard menekankan pengukuran kinerja-kinerja kualitatif dari tiap divisi atau internal perusahaan, yang pada akhirnya dapat berpengaruh pada hasil kinerja perusahaan.
Mulanya, BSC diperuntukkan bagi perusahaan-perusahaan penghasil laba. Namun pada perkembangannya, metriks BSC juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan nirlaba dan lembaga pemerintahan.
Boleh dikatakan, balanced scorecard bertujuan untuk mengukur modal intelektual yang dimiliki organisasi/perusahaan. Misalnya, keahlian dan pengetahuan para karyawan, dan aspek kualitatif lain yang berguna dalam persaingan di industri.
Balanced scorecard mengukur empat perspektif aspek utama dalam kegiatan usaha, yakni: