Ratih Ika Wijayanti
Berdasarkan data dari Yahoo Finance, Bangladesh masuk dalam jajaran negara termiskin ke-12 di kawasan Asia. Pada 2021, PDB per orang dewasa di negara ini hanya mencapai USD3.333 atau sekitar Rp53.910 (kurs Rp16.174 per USD).
Sementara itu, data terbaru dari Global Finance 2024 menunjukan bahwa Bangladesh berada di urutan ke-61 dalam daftar negara termiskin di dunia. Nilai PDB per orang dewasa di Bangladesh untuk tahun 2024 adalah sebesar USD10.152 atau sekitar Rp164.205 (kurs Rp16.174 per USD).
Lanskap ekonomi Bangladesh memang berada di ambang kekuatan sekaligus tantangan. Tak dipungkiri, negara berpenduduk sekitar 170 juta jiwa ini telah mencapai kemajuan luar biasa. Bangladesh telah bertransisi dari salah satu negara termiskin di dunia pada awal berdirinya tahun 1971 menjadi negara berpendapatan menengah ke bawah pada tahun 2015.
Ada sejumlah kekuatan utama yang berhasil mendorong perekonomian negara ini. Beberapa di antaranya yakni demografi yang menguntungkan, ekspor garmen yang kuat, arus masuk remitansi yang signifikan, dan kemajuan dalam inklusi keuangan yang difasilitasi oleh layanan keuangan mikro dan seluler.
Bangladesh juga telah berhasil menarik minat berbagai perusahaan multinasional untuk mendirikan perusahaan atau cabang di sana. Dapat dikatakan bahwa negara ini menghadirkan peluang yang menguntungkan bagi perusahaan-perusahaan seperti Alibaba Group Holding Limited (NYSE:BABA), Taiwan Semiconductor Manufacturing Company Limited (NYSE:TSM), dan Infosys Limited (NYSE:INFY).
