Berbicara soal jangka panjang, para lansia ini jarang menggarisbawahi yang sebuah janji bernama "berisiko rendah" dari sertifikat deposito atau rekening tabungan online. Kebanyakan dari mereka justru merasa aman ketika menyimpan uangnya di bank yang terjamin, tanpa mempertimbangkan adanya strategi yang lebih baik.
"Mereka mungkin berpikir bahwa mereka bisa mengambil risiko kecil dari satu produk seperti mendepositokan uangnya. Tetapi di sini ada kemungkinan pengaruh di luarnya seperti saham dan obligasi," lanjut Keady, sehingga biaya bertambah di sepanjang hidup mereka.
Para lansia ini kebanyakan memilih strategi tersebut dan berpikir hal itu sebagai tindakan yang bijak demi memperoleh penghasila lebih banyak dari waktu ke waktu. Akan tetapi, ketidaktahuan dalam memahami keuangan ini membuat mereka membeli banyak deposito, padahal cara ini kurang masuk akal mengingat suku bunga yang masih rendah.
"Banyak mereka yang sudah mendengar tangga deposito, tapi manfaatnya sudah pudar," kata direktur program pascasarjana perencanaan keuangan di Universitas Negeri Kansas, Megan McCoy.
Meski konsep ini tampak sederhana, namun mulai membuat jengkel para lansia.
Investor dari kalamgan senior ini berpendapat dengan menyerahkan beberapa juta rupiah, mereka akan mendepatkan sedikitnya uang besar yang bisa menjadi sumber penghasilan di sisa hidupnya. Di mana pendapatan dan deviden secara otomatis akan memberikan dana yang cukup untuk menutupi pengeluaran yang ada.