Digitalisasi Melesat, 85 Juta Pekerjaan Lama Hilang dan 97 Juta Pekerjaan Baru Muncul

IDXChannel - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G. Plate mendorong tiap orang meningkatkan kualitas dan keterampilan digital. Menurutnya, hal itu penting seiring proyeksi jumlah dan jenis pekerjaan baru akibat adopsi teknologi.
Akibat hal itu pula, terdapat 85 juta pekerjaan yang dimungkinkan hilang. Kendati demikian, 97 juta pekerjaan baru juga diperkirakan muncul.
"Akan terdapat 85 juta pekerjaan lama yang mungkin hilang dan 97 juta pekerjaan baru yang mungkin muncul, ini akibat pembagian kerja antara manusia, mesin, dan algoritma. Hal itu menuntut peningkatan keterampilan bidang digital dan soft skills," ujarnya melalui keterangan tertulis, dikutip Senin (24/1/2022).
Johnny mengatakan, peningkatan keterampilan digital dan soft skills selaras dengan perkembangan teknologi untuk tenaga kerja. Apalagi, terkhusus bgenerasi muda Indonesia dapat dilakukan melalui upskilling dan reskilling.
"Jenis pekerjaan baru yang muncul dan semakin meningkat permintaan diantaranya data analyst dan scientist, big data specialist, artificial intelligence and machine learning specialist, digital marketing and strategy specialist," ucapnya.
Tak hanya itu, ada pula beberapa jenis pekerjaan lain yang akan berkembang. Antara lain, renewable energy engineers, process automation specialist, internet of things specialist, digital transformation specialist, hingga business development professionals.
Dia memastikan, pemerintah akan terus mendorong sektor privat atau perusahaan swasta di Indonesia dari berbagai bidang untuk pemenuhan kebutuhan SDM yang sesuai dengan kebutuhan di masa depan.
Pemerintahan di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo periode 2019-2024, kata dia, memiliki lima poin penting. Salah satunya di antaranya yakni pembangunan sumber daya manusia.
“Disamping pembangunan SDM, pemerintah juga mempercepat dan melanjutkan pembangunan infrastruktur, mengundang investasi seluas-luasnya untuk membuka lapangan pekerjaan, reformasi birokrasi, dan APBN yang fokus terlepas dari COVID-19 saat ini,” ujarnya.
Dia menyatakan di tengah tuntutan terhadap peningkatan kualitas SDM dan manajemen talenta, fokus pembangunan SDM juga diarahkan untuk meningkatkan daya saing bangsa. Menurutnya, bangsa yang besar adalah bangsa yang memiliki SDM yang kuat dan hebat.
“Secara spesifik, dalam meningkatkan SDM unggul, Pemerintah terus memperkuat investasi di bidang pendidikan, antara lain melalui perluasan program beasiswa, adopsi teknologi informasi dan komunikasi, pemajuan kebudayaan, penguatan perguruan tinggi setingkat kelas dunia, serta pengembangan riset dan inovasi,” paparnya.
Menurut dia, memasuki era transformasi digital saat ini, pembangunan infrastruktur digital perlu diimbangi dengan peningkatan kualitas SDM.
“Pembangunan infrastruktur termasuk infrastruktur digital hanya akan optimal jika didukung dengan kapasitas sumber daya manusia Indonesia yang juga unggul dan berdaya saing. Karena kemajuan dan disrupsi digital yang terjadi secara pesat menuntut kita sekalian untuk terus adaptif dan kemampuan agility, mengubah arah dengan cepat,” pungkasnya.
(NDA)