2. Atur ulang pemasukan dan pengeluaran
Investor saham harus lebih pintar dalam menghadapi masa inflasi. Atur ulang portofolio Anda berdasarkan kondisi dan profil risiko. Misalnya, investor konservatif mungkin menetapkan alokasi investasinya sebesar 10% di pasar ekuitas (saham), 20% di obligasi, dan 70% di pasar uang.
3. Beli saham saat diskon
Tidak semua kelompok saham mengalami penurunan selama periode inflasi tinggi. Beberapa sektor berkinerja baik dalam menghadapi inflasi. Investor perlu lebih bijak dan hati-hati dalam mengambil keputusan.
Saat inflasi terjadi dan pasar naik turun, Anda berpeluang membeli saham-saham berkualitas dengan harga “diskon”. Seperti halnya saham-saham blue chip, juga terjadi penyesuaian akibat dampak inflasi.
Meski saham blue chip masih lebih mahal, namun fundamental bisnisnya bagus. Anda bisa memanfaatkan jatuhnya harga saham blue-chip untuk memperkaya portofolio Anda. Namun, ingatlah untuk selalu memiliki dana dingin saat ingin membeli saham. (SNP)