IDXChannel – Emiten yang diuntungkan ketika inflasi pasti menjadi saham-saham incaran para investor. Inflasi sangat berpengaruh karena akan menentukan harga pasar segala sesuatu yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan harga saham di pasar modal.
Pada tingkat inflasi normal, saham sebenarnya bisa mengalahkan inflasi. Megapa? Ketika inflasi tetap berada pada tingkat moderat, dunia usaha dapat menaikkan harga barang dan jasa untuk menyesuaikan biaya produksi yang meningkat akibat inflasi.
Kenaikan harga komoditas ini dapat meningkatkan keuntungan perusahaan. Lain halnya jika tingkat inflasi terlalu tinggi dan sulit dikendalikan. Situasi ini dapat menurunkan nilai mata uang karena harga komoditas meningkat secara signifikan.
Dampaknya dirasakan oleh mereka yang cenderung memilih membeli komoditas dibandingkan menginvestasikan uangnya pada saham atau instrumen investasi lainnya.
Emiten yang Diuntungkan Ketika Inflasi Tinggi
Adapun emiten yang diuntungkan Ketika inflasi tinggi yakni bisa dilihat melalui kinerja Perusahaan tersebut secara kuartal. Tak bisa ditentukan saham apa yang dapat bertahan Ketika inflasi tinggi terjadi.
Meskipun tingkat inflasi yang tinggi memberikan tekanan pada harga saham, tidak semua perusahaan berkinerja buruk selama periode inflasi. Oleh karena itu, investor harus berhati-hati dalam mengambil kebijakan investasi pada masa inflasi ini.
Berikut beberapa hal yang bisa dilakukan sebagai strategi investasi saham di tengah inflasi agar tidak merugi.
1. Tetap tenang saat inflasi
Saat berinvestasi saham, penting untuk selalu bereaksi tenang terhadap kondisi pasar. Ketika inflasi terjadi dan pasar menurun, jangan panik. Usahakan untuk tetap tenang, karena ada kalanya harga saham naik dan turun lebih dalam dari biasanya.
2. Atur ulang pemasukan dan pengeluaran
Investor saham harus lebih pintar dalam menghadapi masa inflasi. Atur ulang portofolio Anda berdasarkan kondisi dan profil risiko. Misalnya, investor konservatif mungkin menetapkan alokasi investasinya sebesar 10% di pasar ekuitas (saham), 20% di obligasi, dan 70% di pasar uang.
3. Beli saham saat diskon
Tidak semua kelompok saham mengalami penurunan selama periode inflasi tinggi. Beberapa sektor berkinerja baik dalam menghadapi inflasi. Investor perlu lebih bijak dan hati-hati dalam mengambil keputusan.
Saat inflasi terjadi dan pasar naik turun, Anda berpeluang membeli saham-saham berkualitas dengan harga “diskon”. Seperti halnya saham-saham blue chip, juga terjadi penyesuaian akibat dampak inflasi.
Meski saham blue chip masih lebih mahal, namun fundamental bisnisnya bagus. Anda bisa memanfaatkan jatuhnya harga saham blue-chip untuk memperkaya portofolio Anda. Namun, ingatlah untuk selalu memiliki dana dingin saat ingin membeli saham. (SNP)