Sedangkan pada tracak kakinya menyerupai tempurung kelapa tertelungkup (mbathok dalam Bahasa Jawa), matanya bersih, bersinar, tidak merah (belekan dalam Bahasa Jawa), dan tidak ada kotoran (blobok dalam Bahasa Jawa); serta pantat maupun anus juga bersih, tidak ada tanda-tanda mencret.
“Kalau sapi mencret jelas itu tanda-tanda sakit,” kata Panjono, Kamis (16/5/2024).
Sapi yang sehat, kata dia, tingkah lakunya cukup aktif dan tidak lesu. Selain itu, nafsu makannya bagus dan menunjukkan aktivitas memamah biak.
Panjono juga mengingatkan masyarakat atau panitia kurban agar bisa merawat dengan baik sapi kurban yang telah dibeli jauh hari. Mereka bisa menitipkan kepada peternak sapi setelah dibeli dari pasar atau pedagang hewan kurban.
“Jangan sampai setelah dibeli dan dipelihara sapi justru menurun kondisi tubuhnya atau bahkan jatuh sakit,” katanya.
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai munculnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dan Lumpy Skin Disease (LSD).
(YNA)