Rumpun Punan dianggap sebagai kelompok yang paling lama mendiami Kalimantan. Dari enam rumpun ini, ada 405 sub-etnis yang memiliki karakteristik dan ciri khas berbeda, namun memiliki kesamaan budaya seperti rumah panjang, peralatan tradisional, sumpit, mandau, dan seni tari.
Tradisi Suku Dayak
1. Tradisi Kuping Panjang
Di Kalimantan Timur, perempuan Dayak memiliki tradisi memanjangkan telinga, yang diyakini meningkatkan kecantikan dan menunjukkan status kebangsawanan serta melatih kesabaran. Prosesnya melibatkan penggunaan logam sebagai pemberat. Perempuan Dayak memanjangkan telinga hingga dada, sedangkan laki-laki hingga dagu.
2. Tradisi Tato
Tato bagi Suku Dayak adalah simbol kekuatan, hubungan dengan Tuhan, dan perjalanan hidup. Proses pembuatan tato masih menggunakan peralatan tradisional, di mana orang yang ditato menggigit kain untuk menahan sakit. Setiap gambar tato memiliki makna khusus, seperti tato bunga terong yang menandakan kedewasaan bagi laki-laki, sementara perempuan mendapatkan tato Tedak Kassa di kaki.
3. Tradisi Tiwah
Tiwah adalah upacara pemakaman suku Dayak Ngaju yang melibatkan pembakaran tulang belulang kerabat yang telah meninggal. Upacara ini, yang sesuai dengan kepercayaan Kaharingan, dipercaya membantu arwah menuju dunia akhirat atau Lewu Tatau. Selama Tiwah, keluarga yang ditinggalkan menari dan bernyanyi mengelilingi jenazah, dan proses pembakaran tulang belulang dilakukan secara simbolis.
4. Tradisi Ngayau
Ngayau adalah tradisi berburu kepala yang pernah ada namun kini dihentikan. Tradisi ini melibatkan pemburuan kepala musuh dan merupakan syarat bagi pemuda Dayak untuk menikah. Ngayau diakhiri melalui musyawarah Tumbang Anoi pada tahun 1874 untuk menghindari perselisihan.