Sementara orang yang betulan kaya tidak memerlukan validasi dari orang lain, tidak juga memedulikan bagaimana pandangan orang lain terhadap status ekonominya. Karena sejak kecil mereka telah terbiasa dengan kemewahan dan kemudahan finansial.
Sekolah bergengsi, rumah yang nyaman, kendaraan pribadi yang selalu ada dan berganti, uang jajan yang tidak pernah kurang, pakaian yang mahal dan awet, gadget yang selalu ada, sudah menjadi kenormalan sejak kecil bagi orang-orang yang betulan kaya.
Sehingga mereka tidak merasa perlu untuk pamer, karena beragam bentuk kemewahan itu adalah hal biasa bagi mereka, dan bukan merupakan sesuatu yang istimewa ataupun luar biasa untuk dipamerkan.
Satu lagi karakteristik orang betulan kaya yang disepakati secara kolektif oleh netizen adalah kecenderungan untuk tidak ‘napak tanah’, alias terlepas dari kenyataan hidup karena terlalu lama tinggal di ‘istana.’
Terkadang orang-orang yang betulan kaya ini melontarkan ucapan yang bernada tone deaf, atau nirempati. Terkadang pula, ujaran nirempati ini bukan diniatkan sebagai hinaan, namun murni karena tidak tahu bagaimana kehidupan masyarakat menengah bawah.