Lingkungan hidup yang rusak, pada akhirnya berdampak pada penghuninya, termasuk manusia. Penyebab utama kerusakan lingkungan adalah kegiatan industri yang terus meningkat seiring peningkatan jumlah penduduk dunia.
Konsumsi masyarakat yang tinggi mendorong perusahaan-perusahaan untuk meningkatkan produksi, secara beriringan kegiatan di pabrik-pabrik meninggalkan jejak berupa emisi karbon dioksida dan limbah.
Pengerukan sumber daya alam untuk kebutuhan energi juga turut berkontribusi pada kerusakan lingkungan di sekitar pertambangan, dan penggunaannya pada pembangkit listrik melepaskan karbon diokdisa ke atmosfer.
Oleh sebab itu, gaya hidup berkelanjutan umumnya dipraktikkan dengan mengurangi konsumsi yang berlebihan dan mengganti barang-barang yang produksinya mengeluarkan polusi serta limbah.
Gaya hidup berkelanjutan dimulai dengan kesadaran individual, namun belakangan tema ini juga digencarkan oleh komunitas-komunitas peduli lingkungan untuk disosialisasikan lebih luas ke masyarakat.