"Waktu tidak bisa dilawan, makanya jangan menyesal, itu poin saya. Tahu-tahu sudah tua tidak ada karya. Makanya saya menulis di Jalan Dago, jangan menua tanpa karya dan inspirasi. Itulah kenapa saya, dalam hidup saya, mencoba selalu berkarya," ungkapnya.
Menurut Kang Emil, saat berkarya, jangan terpaku pada zona nyaman. Dia pun mencontohkan bagaimana dirinya sebagai seorang arsitek membuat karya-karya baru, seperti merancang desain sepatu bersama pelaku UMKM.
"Karena saya merasa musuh kita itu diri kita sendiri. Misalnya, mohon maaf, saya arsitek, kata siapa karyanya hanya arsitektur? Tuhan memberikan kita daya imajinasi, cuma sekolahnya arsitektur, bukan tidak boleh desain sepatu, saya melawan itu. Makanya, saya kolaborasi dengan UMKM sebagai Gubernur, saya desain celana jeans. Desain sepatu, desain cicin, helm, jaket, motor gesit termasuk melukis," paparnya.
Kang Emil juga meminta para pelaku seni dan arsitek untuk menjadi manusia yang bermanfaat bagi orang lain.
"Hikmah berikutnya saya doakan menjadi manusia paling mulia. Kan manusia itu ada tiga, manusia tidak berguna, manusia biasa saja, manusia bermanfaat. Hidup kita hanya tiga itu," tuturnya.