Sisa keuntungan yang dapat dijadikan profit bersih barangkali hanya sedikit. Belum lagi jika ternyata harga saham tidak bergerak naik, tetapi malah berbalik arah dan mencatatkan downtren dalam waktu yang cukup lama.
Artinya, saat itu investor tersebut tengah mencatatkan kerugian mengambang (floating). Jika dia jual saham tersebut untuk cut loss, modal tradingnya berkurang sesuai persentase penurunan harga saham.
Sedangkan dia memiliki utang pinjol yang harus dibayarkan tiap bulan. Jika modal trading tersebut tidak bertambah dan malah berkurang banyak, lantas bagaimana investor tersebut dapat membayar angsuran utang berikut bunganya?
Pada akhirnya, alih-alih mencatatkan keuntungan, investor tersebut malah menanggung konsekuensi berupa tunggakan utang karena tidak dapat membayar angsuran tepat waktu dan skor kolektibilitas yang buruk di SLIK OJK.
Ini adalah contoh skenario yang sangat mungkin terjadi ketika individu nekat menggunakan utang pinjol untuk trading dan investasi saham. Oleh sebab itu, sebelum berinvestasi maupun trading, individu sangat dianjurkan untuk melatih money management.