Saat Natal, Idul Fitri, bahkan tahun baru pasti selalu ada lonjakan permintaan gas elpiji. Permintaan gas yang melonjak akan memperburuk kondisi. Sementara konsumen tidak mau membeli gas ukuran besar karena cenderung harganya lebih mahal dibandingkan dengan ukuran 3 kg.
2. Proses Bongkar Muatan Rumit
Proses bongkar muatan tabung gas yang mengganggu orang lain juga termasuk rIsiko usaha gas elpiji yang harus diketahui. Hal itu dikarenakan prosesnya yang cukup lama dan juga menimbulkan suara bising dari tabung gas yang berbenturan. Tentu ini merupakan salah satu rIsiko usaha gas elpiji. Sehingga membuat tetangga di sekitarnya akan terganggu. Apalagi jika toko berada di pemukiman warga, pasti mobilitas jalan akan sedikit terganggu karena adanya mobil pengangkut tabung gas yang cukup besar.
Dengan ukuran mobil yang cukup besar, maka akan mengambil banyak ruas jalan. Akibatnya, jalan tersebut bisa mengalami sedikit kemacetan hingga menimbulkan kecelakaan. Untuk meminimalisir terjadinya hal tersebut, maka sebisa mungkin membongkar muatan di luar jam istirahat agar tidak mengganggu warga sekitar.
3. Adanya Risiko Komplain Masyarakat
Pangkalan Elpiji yang berlokasi di lingkungan padat penduduk seringkali menjadi sumber gangguan, terutama saat proses bongkar muat. Masyarakat umumnya mengeluhkan suara berisik dari tabung-tabung yang dipindahkan, dan keriuhan proses bongkar muat itu sendiri. Belum lagi truk tabung yang terparkir lama membuat arus kendaraan lain sering tersendat.
Masyarakat juga umumnya masih menganggap Elpiji sebagai barang yang berbahaya, karena memang resiko meledaknya tinggi. Akibat dari ledakan pun biasanya fatal karena bisa menyebabkan kebakaran besar dan korban jiwa. Jadi risiko terbesar memiliki pangkalan, atau usaha Elpiji yang lokasi penyimpanannya di tengah rumah-rumah penduduk adalah santernya komplain masyarakat.