Awalnya kedua belah pihak berjuang untuk mendaftarkan merek dagang Citayam Fashion Week, yaitu PT Tiger Wong Entertainment milik Baim Wong dan Indigo Aditya Nugroho. Tiger Wong mendaftarkan berbagai jenis layanan hiburan seperti peragaan busana, layanan hiburan, khusus menyediakan podcast di bidang mode, menerbitkan majalah mode untuk tujuan hiburan.
Sementara itu, Indigo Aditya Nugroho mendaftarkan jasa pemilihan kontes (hiburan), pameran seni, budaya dan pendidikan, peragaan busana (entertainment), penyelenggaraan pesta (entertainment) untuk acara-acara promosi yang berkaitan dengan peragaan busana dan teater.
Informasi terakhir, Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkumham) mengungkapkan, ada 4 brand yang mengajukan terkait Citayam Fashion Week, hingga Senin (25/7). Dari empat merek tersebut, tiga di antaranya menggunakan nama Citayam Fashion Week dan hanya satu yang menggunakan nama merek Citayam dengan dua kategori barang dan jasa yang ditawarkan.
Dengan pengajuan permohonan merek kepada DJKI Kemenkumham, selain melalui proses yang panjang, pemohon juga akan dikenakan biaya yang cukup besar. Sebab, dalam proses ini, akan ada kemungkinan gugatan atau keberatan dari berbagai pihak.
Apa itu Citayam Fashion Week?
Kemunculan fenomena ini berawal dari sekelompok anak laki-laki asal Citayam, Depok, yang memenuhi kawasan Sudirman, Jakarta Pusat. Anak-anak muda ini bergaya dengan selera mode yang unik dan menjadi pusat perhatian.
Dengan demikian, Paris Fashion Week adalah acara di mana orang-orang memamerkan selera mode mereka di jalanan Paris. Pertempuran terjadi di kawasan Dukuh Atas, Sudirman, Jakarta Pusat. Akhirnya, fenomena tersebut dikenal dengan Citayam Fashion Week sebagai plesetan dari Paris Fashion Week, acara fashion show resmi di Paris. (SNP)