IDXChannel - Kegiatan masyarakat setelah pandemi sudah kembali seperti sedia kala. Hal ini membuat pengeluaran masyarakat bertambah dibandingkan tahun-tahun saat pandemi.
Dengan merencanakan keuangan selama bulan Ramadan, kita dapat mengatur pengeluaran-pengeluaran yang tidak terduga.
Saat ramadan, harga barang pokok menunjukkan kenaikan, banyak orang punya alokasi khusus untuk kebutuhan selama Ramadan. Simak tips mengatur keungan selama bulan puasa berikut ini.
Dalam live Instagram bersama @idx_channel, Jumat (31/3/2023), Ketua Dewan Syariah Daarul Quran, Ahmad Kosasih mengatakan, berhemat merupakan salah satu pelajaran yang bisa dipelajari selama bulan Ramadan.
Menurutnya, ibadah puasa yang umat Islam wajib jalankan sebetulnya memiliki hikmah mengurangi asupan ke dalam tubuh. Tetapi yang terjadi selama ini, ketika puasa kita bukan mengurangi konsumsi, tetapi memindahkan waktu makan.
”Ini tentunya membuat kita kurang merasakan hikmah dari ibadah puasa,” tutur Ahmad Kosasih.
Dengan begitu, kata dia, dengan mengurangi jumlah asupan selama bulan puasa, seharusnya pengeluaran kita juga berkurang. Naiknya harga-harga barang juga dipengaruhi oleh semakin konsumtifnya orang-orang di bulan Ramadan.
”Pikirkan apa yang akan kalian beli, kira-kira termakan atau tidak,” saran Ahmad Kosasih.
Salah satu hal penting lain dalam bulan Ramadan adalah bersedekah. Menurut Ahmad Kosasih, sedikit apapun bersedekah di bulan Ramadan, pahala yang didapatkan akan berlipat ganda. Bulan Ramadan bisa digunakan untuk menjadi momentum bersedekah.
Untuk memulainya, Ahmad Kosasih mengatakan, seseorang harus terlebih dahulu memenuhi kebutuhan diri sendiri dan keluarga. Setelah itu baru menyisihkan uang untuk bersedekah. Jumlahmya tidak ada batasnya
Menurutnya, arah sedekah terbaik adalah untuk kerabat-kerabat. Seperti saudara atau orang-orang yang terikat secara nasab, mereka adalah orang-orang yang didahulukan untuk menerima sedekah dari kita.
“Kalau kita bersedekah kepada kaum kerabat, menurut Nabi itu pahalanya dua, yaitu pahala sedekah dan pahala silaturahmi,” jelas Ahmad Kosasih.
Setelah keluarga atau kerabat, arah sedekah lainnya adalah tetangga dekat yang membutuhkan. Mengenai bentuk sedekah, Ahmad menjelaskan bentuk sedekah paling tepat untuk saat ini adalah uang.
”Uang dapat digunakan untuk apa saja, dibanding ketika kita memberikan makanan. Bisa jadi ketika kita memberikan makanan, buat kita makanannya istimewa, tetapi ada orang-orang yang tidak bisa makan makanan yang kita berikan,” tegasnya.
Ahmad Kosasih juga membahas tentang cara mengatur keuangan selama Ramadan. Dia bilang, pada zaman ini, penentuan besarnya pengeluaran bukan dari kebutuhan, tetapi dari pemasukan. Semakin besar pemasukan, semakin besar pula keinginan.
”Islam mengajarkan kepada kita, silakan Anda memanfaatkan keuangan Anda untuk kebutuhan pokok Anda, tetapi jangan melampaui batas,” tuturnya.
Dia meminta agar umat Islam mendahulukan kebutuhan dibandingkan keinginan. Sambungnya, pengaturan keuangan untuk zakat fitrah dan THR.
Zakat fitrah, menurut Ahmad, terhitung sebagai kewajiban setiap muslim, baik orang kaya maupun miskin. Besarnya zakat fitrah per individu adalah 2,5 kilogram beras.
Bagi orang yang kaya atau mampu, selain kewajiban zakat fitrah, mereka juga membayar untuk zakat harta sebesar 2,5% dari kelebihan hartanya.
(Penulis: Prihandini N/Magang)
(FAY)