Sugeng mengatakan telah terjadi guguran kubah dari kawah Utama mengarah ke barat daya dan selatan sejak 15 Mei 2023 dengan jarak luncur maksimum mencapai 1500 m dari kawah Utama, dan disertai suara gemuruh guguran yang terdengar hingga Pos PGA Gunung Karangetang. “Kondisi kawah Utara belum menunjukan adanya perubahan yang signifikan, api diam di atas kubah masih tampak setinggi 10 – 25 m,” katanya.
Pengamatan kegempaan menunjukan terekamnya kembali gempa Guguran sejak tanggal 15 Mei 2023, sebanyak 7 kejadian per hari dan cenderung meningkat. Pada tanggal 17 Mei 2023 Gempa Guguran meningkat menjadi 32 kejadian.
“Kondisi peningkatan Gempa Guguran ini, menunjukan adanya suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga menyebabkan ketidakstabilan kubah lava. Pergerakan magma ke permukaan ini kemudian diikuti oleh terjadinya erupsi efusif yang berpotensi menimbulkan guguran dan awan panas,” ungkap Sugeng.
Sugeng mengatakan dalam tingkat aktivitas level IIl (siaga) masyarakat, pengunjung, wisatawan, pendaki tidak diperbolehkan beraktivitas dan mendekati area dalam radius 2,5 km dari Kawah Utama (Selatan) dan Kawah II (Utara), serta 3,5 km pada sektor barat daya dan tenggara.
“Masyarakat di sekitar Gunung Karangetang dianjurkan agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu,” katanya.