sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

Antisipasi Macet Libur Nataru, Kemenhub Atur Ulang Pola Operasi di Pelabuhan Merak

News editor Iqbal Dwi Purnama
23/11/2025 08:30 WIB
Kemenhub menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni pada periode Nataru 2026.
Kemenhub menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni di periode Nataru 2026. (Foto: iNews Media/Riyan Rizki)
Kemenhub menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni di periode Nataru 2026. (Foto: iNews Media/Riyan Rizki)

IDXChannel - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyiapkan strategi guna memastikan kelancaran arus penyeberangan di Pelabuhan Merak-Bakauheni pada periode libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru).

"Saya optimistis kita bisa melaksanakan operasi Nataru kali ini dengan baik. Kami sudah menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan saat operasi nanti karena selama dua tahun terakhir Merak jadi salah satu titik krusial saat masa Nataru," kata Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub, Aan Suhanan dalam keterangan resmi, Sabtu (22/11/2025). 

Berdasarkan pengalaman operasi Nataru sebelumnya, Ditjen Perhubungan Darat kembali menerapkan skema pembagian tiga pelabuhan penyeberangan di Pelabuhan Merak untuk mengurai kepadatan. Ketiga pelabuhan tersebut yakni Pelabuhan PT Bandar Bakau Jaya (BBJ) Bojonegara, Pelabuhan Merak, dan Pelabuhan Ciwandan.

"Dari Merak ke Bakauheni, kita bagi di tiga pelabuhan, ada di BBJ Bojonegara, kemudian Pelabuhan Merak sendiri, dan Ciwandan. Satu dermaga untuk contingency plan apabila tiga pelabuhan tadi sudah tidak bisa menampung, kita siapkan Pelabuhan KBS (PT Krakatau Bandar Samudera)," ujarnya.

Sementara di sisi Bakauheni, volume kendaraan juga dibagi di tiga pelabuhan, yakni BBJ Muara Pilu untuk arus dari dan ke BBJ Bojonegara, lintasan utama Pelabuhan Bakauheni dengan Pelabuhan Merak, serta Pelabuhan PT Wijaya Karya Beton untuk arus dari dan ke Ciwandan.

Aan mengungkapkan strategi lainnya yang akan diterapkan yakni delaying system menuju Pelabuhan Merak dan Pelabuhan Bakauheni. Pelaksanaan delaying system ini melalui penerapan zona penyangga (buffer zone) di rest area jalan tol serta jalan arteri. 

"Delaying system ini berarti harus ada buffer zone untuk parkir kendaraan ketika terjadi situasi yang tidak bisa dilangsungkan penyeberangan. Ini semua sudah disiapkan baik di Merak maupun di Bakauheni," ucap Aan.

Adapun buffer zone di Merak yakni rest area KM 13, KM 43, KM 68, jalan arteri Cikuasa Atas yang bisa menampung total 1.050 kendaraan kecil dan 200 kendaraan roda dua. Sedangkan penerapan delaying system di Lampung tersebar di delapan titik buffer zone dengan total kapasitas parkir 1.190 kendaraan kecil. 

Lebih lanjut, Aan meminta semua pemangku kepentingan (stakeholders) untuk mewaspadai cuaca ekstrem di bulan Desember. Aan mengatakan, berdasarkan prediksi BMKG, puncak musim hujan terjadi pada Desember hingga Januari.

"Dari BMKG memprediksi untuk cuaca di Desember jadi puncak musim hujan, disertai angin, ada juga potensi banjir rob. Kemudian ada beberapa prediksi terkait gelombang dan kecepatan angin yang perlu diwaspadai sehingga keselamatan penyeberangan bisa terjamin," pungkas Aan.

(Rahmat Fiansyah)

Halaman : 1 2
Advertisement
Advertisement