Berdasarkan data BMKG, Pulau Jawa berada pada pertemuan lempeng tektonik Eurasia dan Indo Australia, sehingga aktivitas kegempaan di wilayah selatan Pulau Jawa relatif tinggi.
Pertemuan lempeng tersebut berada pada suatu zona patahan yang cukup panjang disebut Zona Subduksi dan pada zona ini merupakan lokasi sumber gempa megathrust (gempa yang terjadi pada bidang patahan yang sangat besar pada kedalaman <50 km).
BMKG menyebut megathrust sendiri bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga tidak bisa dimaknai secara keliru seolah bakal terjadi dalam waktu dekat. Tapi sebaliknya, informasi potensi gempa dan tsunami merupakan upaya persiapan untuk mencegah risiko kerugian sosial dan ekonomi, hingga korban jiwa.
(Rahmat Fiansyah)