IDXChannel - Iran mengatakan pemulihan hubungan diplomatik antara negaranya dengan Arab Saudi akan membantu menghadirkan penyelesaian politik untuk perang di Yaman. Dalam konflik tersebut, Iran mendukung pemberontak Houthi, sementara Arab saudi menyokong Pemerintah Yaman.
Pekan lalu, Iran dan Arab Saudi sepakat untuk membangun kembali hubungan diplomatik dan membuka kembali kedutaan mereka. Hubungan kedua negara sempat putus selama tujuh tahun.
Barat mengeklaim Iran memasok senjata untuk Pemberontak Houthi. Militer Barat berulang kali mencegat kapal-kapal Yaman yang membawa senjata asal Iran di Laut Merah.
China memediasi rekonsiliasi diplomatik antara Teheran dan Riyadh. Terobosan tersebut diyakini mengurangi kemungkinan konflik bersenjata antara kedua negara, baik secara langsung maupun dalam bentuk konflik proksi.
Mengutip pernyataan dari misi PBB Iran, kantor berita IRNA mengatakan kesepakatan dengan Arab Saudi akan mempercepat upaya untuk memperbarui kesepakatan gencatan senjata yang telah berakhir, “
“Kesepakatan tersebut membantu memulai dialog nasional dan membentuk pemerintahan nasional yang inklusif di Yaman,” kata misi tetap Iran di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dilansir dari AP pada Senin (13/3/2023).
Gencatan senjata di Yaman berakhir pada Oktober 2022. Namun, kedua belah pihak menahan diri untuk tidak meningkatkan ketengangan di tengah negosiasi antara kubu Houthi dan Arab Saudi.
Kubu Houthi sendiri menyambut baik rekonsiliasi antara Iran dan Arab Saudi. Di sisi lain, Pemerintah Yaman berharap rekonsiliasi tersebut membuahkan hasil konkrit.
“Kawasan ini membutuhkan hubungan normal antara negara-negara di dalamnnya, di mana masyarakat Islam dapat memperoleh kembali perdamaian yang hilang akibat intervensi asing, yang dipimpin oleh Zionis dan Amerika,” kata Mohamed Abdulsalam, juru bicara Pemberontak Houthi.
(WHY)