Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan, dibutuhkan biaya setidaknya USD250 miliar untuk membangun kembali Suriah. Beberapa pakar bahkan memperkirakan jumlahnya bisa mencapai USD400 miliar.
Infrastruktur Suriah mengalami kerusakan parah akibat perang saudara. Kendala utama bagi proyek pembangunan di Suriah adalah sanksi Barat yang dijatuhkan kepada negara itu lebih dari satu dekade lalu.
Amerika Serikat (AS) belum secara resmi mengakui pemerintahan baru Suriah yang dipimpin oleh tokoh militan Ahmad al-Sharaa. Alhasil, sanksi yang dijatuhkan AS kepada Damaskus masih berlaku.
Namun, Washington mulai melonggarkan beberapa pembatasan. Departemen Keuangan AS pada awal tahun ini mengizinkan transaksi tertentu dengan pemerintah Suriah, termasuk sejumlah penjualan komoditas energi.
Sementara itu, Uni Eropa (UE) juga mulai melonggarkan sebagian sanksinya terhadap Suriah. Brussel menangguhkan sejumlah sanksi yang menargetkan minyak, gas, dan listrik, serta transportasi, termasuk sektor penerbangan. (Wahyu Dwi Anggoro)