Protes yang dilakukan oleh warga Iran dari semua lapisan masyarakat menandai salah satu tantangan paling berani terhadap pemerintah teokrasi yang berkuasa sejak Revolusi Islam 1979. Iran menuduh kekuatan Barat mengobarkan kerusuhan, yang ditanggapi pasukan keamanan dengan kekerasan yang menimbulkan banyak korban jiwa.
"Amerika Serikat, bersama dengan mitra dan sekutu kami, berdiri bersama perempuan Iran yang mendorong kebebasan fundamental di hadapan rezim brutal yang memperlakukan perempuan sebagai warga negara kedua dan (menentang) sejumlah upaya untuk meredam suara perempuan dengan cara apapun," ujar Wakil Menteri Bendahara untuk Bidang Terorisme dan Intelijen Keuangan AS Brian Nelson dalam pernyataan.
(DKH)