Sekitar setengah dari semua ekspor etana AS dikirim ke China. Kargo tersebut tidak mudah dialihkan ke negara lain.
"Dampaknya terhadap China akan besar, kata Analis East Daley Analytics Julian Renton.
"Jika pembatasan itu berlaku, rencana perluasan industribpetrokimia China bisa gagal. Proyek yang sedang dibangun bisa jadi terhenti. Pabrik yang sudah ada bisa jadi menghadapi kekurangan bahan baku yang kritis," katanya.
Enterpise Products Partners mengaku pemistis dapat mengamankan izin ekspor etana, khususnya untuk pengiriman ke China.
Ketika China menerapkan tarif balasan 125 persen terhadap AS pada April 2025, Beijing memberikan pengecualian untuk etana, yang mencerminkan pentingnya produk tersebut.
Menurut Badan Informasi Energi AS (EIA), AS mengekspor sekitar 250.000 barel etana ke China setiap hari, serta 360.000 barel propana. (Wahyu Dwi Anggoro)