“Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya,” tulis PVMBG dalam laman resminya.
PVMBG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. Masyarakat agar mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi.
“Jika terjadi perubahan aktivitas yang signifikan, maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali,” imbaunya.
Berikut catatan empat kali Awan Panas Guguran sejak Selasa 30 Januari 2024:
Pertama, Awan Panas Guguran di Gunung Merapi pada pukul 10:46 WIB dengan Amplitudo max 40 mm, durasi 244.68 detik, dan jarak luncur 2.400 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng).
Kedua, Awan Panas Guguran terjadi pada Pukul 16:15 WIB dengan Amplitudo max 44 mm. Durasi 147.32 detik, jarak luncur maksimal 1500 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng).