Lebih jauh, dia menegaskan hukum seharusnya membuat keteraturan dan kedamaian, bukan menebar ketakutan dan fitnah sebagaimana yang dirasakannya. SYL juga menyebut sejak awal kasus ini diusut KPK, sudah banyak asumsi liar dan sesat yang berkeliaran di masyarakat.
"Seolah-olah saya sebagai manusia yang rakus dan maruk, hal tersebut saya yakini dirangkai untuk mempengaruhi publik dan membunuh karakter saya dan mungkin juga berniat untuk mempengaruhi majelis hakim dalam memutuskan perkara ini dan bahkan kelihatan ada yang ingin mencari popularitas pada kasus ini," kata dia.
Tak berhenti di situ saja, SYL juga merasa ditusuk dari belakang oleh orang-orang terdekatnya, salah satunya sang ajudan yang bernama Panji.
SYL pun bercerita saat mengangkat Panji sebagai ajudan dengan pertimbangan mempunyai latar belakang mampu bisa menjaga dirinya selama menjalankan tugas sebagai Menteri.
"Dalam proses persidangan ini, saya melihat begitu tega dan kejinya tuduhan serta fitnahan dari orang-orang yang saya anggap dekat dengan saya," kata dia.
"Saudara Panji yang saat itu saya angkat sebagai ajudan, karena pertimbangan mempunyai latar belakang sebagai pegawai kementan yang masih muda dan bebas kepentingan dengan harapan mampu mengawal dan menjaga saya dalam menjalankan tugas dari hal-hal yang dapat merugikan saya sebagai Menteri," kata dia.
Tapi, SYL merasa kebaikannya itu telah dikhianati oleh Panji dengan kesaksiannya selama bergulirnya persidangan.