IDXChannel - Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Amerika Serikat (AS) Kevin McCarthy dari Partai Republik terancam digulingkan rekan separtainya sendiri. Dia mendukung kesepakatan bipartisan dengan kubu Demokrat untuk mencegah penutupan pemerintah atau government shutdown.
Dilansir dari Reuters pada Minggu (1/10/2023), Kongres AS berhasil menyepakati anggaran sementara yang akan berlaku hingga 17 November. Untuk menghindari penutupan pemerintah, parlemen harus meloloskan rancangan undang-undang (RUU) anggaran sebelum 1 Oktober.
DPR AS saat ini dikuasi oleh Partai Republik. Namun, mereka terbelah antara kubu garis keras yang ingin pemangkasan anggaran besar-besaran dan anggota lainnya yang lebih moderat.
Perpecahan membuat RUU anggaran yang diusulkan Partai Republik selalu gagal meraih suara mayoritas. Alhasil, McCarthy membutuhkan dukungan kubu Demokrat untuk mencegah penutupan pemerintah.
Di DPR, kesepakatan bipartisan tersebut mendapat 335 suara mendukung dan 91 suara menentang, sebagain besar pendukung berasal dari Partai Demokrat. RUU itu kemudian lolos dengan mudah di Senat.
Meski berhasil mencegah penutupan pemerintah, McCarthy dikecam keras oleh kubu garis keras di Partai Republik. Keputusannya untuk berkompromi dengan kubu Demokrat dianggap sebagai sebuah pengkhianatan.
"Haruskah dia tetap menjadi Ketua DPR?" kata Andy Biggs, anggota kubu garis keras di Partai Republik, di platform sosial X yang sebelumnya bernama Twitter.
Salah satu penasihat McCarthy mengatakan atasannya tahu dia terancam digulingkan kelompok garis keras jika berkompromi dengan Partai Demokrat. Namun, McCarthy merasa kompromi diperlukan untuk mencegah krisis yang lebih luas.