sosmed sosmed sosmed sosmed
get app
Advertisement

BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terasa Panas Menyengat di Pulau Jawa 

News editor Binti Mufarida
18/12/2023 09:53 WIB
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasan mengenai penyebab cuaca panas yang terjadi.
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terasa Panas Menyengat di Pulau Jawa 
BMKG Ungkap Penyebab Cuaca Terasa Panas Menyengat di Pulau Jawa 

IDXChannel - Cuaca panas menyengat di wilayah Pulau Jawa beberapa hari terakhir dikeluhkan masyarakat. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pun memberikan penjelasannya.

Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto mengatakan, saat ini secara umum wilayah Jawa sudah memasuki musim hujan, meski hujan dalam beberapa hari terakhir terjadi belum merata dengan lama durasi bervariasi. 

"Kondisi tersebut tentunya dipengaruhi oleh kondisi dinamika atmosfer," kata Guswanto, Senin (18/12/2023).

Dia menuturkan, beberapa hari terakhir aktivitas fenomena atmosfer cukup berpengaruh terhadap peningkatan curah hujan lebih terkonsentrasi di wilayah Jawa tengah dan timur, sementara di wilayah Jawa bagian barat tidak terlalu signifikan.

Guswanto menjelaskan fenomena dinamika atmosfer tersebut terdapatnya pola tekanan rendah yang menyebabkan pola belokan dan perlambatan angin yang memicu pertumbuhan awan hujan cenderung terjadi di wilayah tengah dan timur.

Selain itu, dia menambahkan, di wilayah baratnya pola subsiden dari fenomena gelombang atmosfer terjadi dalam beberapa hari terakhir dan memicu pengurangan pertumbuhan awan hujan di wilayah barat. 

"Sehingga cuaca cenderung cerah-berawan dan hujan yang masih belum terlalu signifikan," ujarnya.

Guswanto mengungkapkan, dilihat dari Citra Satelit beberapa hari terakhir, wilayah Jawa atau Indonesia bagian selatan tidak terdapat tutupan awan, sehingga sinar matahari intens langsung ke permukaan bumi.

Tidak hanya itu, fenomena El Nino juga masih mempengaruhi kondisi cuaca panas di Indonesia khususnya Jawa saat ini. 

"Hasil analisis kondisi iklim global menunjukkan kondisi El Nino Moderat dengan nilai NINO 3.4 sebesar +1.70 dan nilai SOI sebesar -6.0, nilai DMI sebesar +1.21 juga menunjukkan Dipole Mode Positif," tuturnya.

"Kondisi El Nino Moderate dan Dipole Mode Positif menunjukkan potensi curah hujan rendah untuk wilayah Indonesia. Fenomena El Nino Moderat diprediksi berlangsung hingga Februari-Maret 2024, sehingga kondisi ini akan mempengaruhi cuaca (hujan dan suhu) di Indonesia," imbuh dia. 

(RNA)

Halaman : 1 2 3
Advertisement
Advertisement